Ketika kita mendengar kata "sukses", apa yang ada di pikiran kita? Motivator? Sekolah? Pelatihan kerja? Saya sendiri akan mengaitkan sukses dengan ucapan ulang tahun atau ucapan selamat tahun baru.
Akan tetapi, yang jadi poin bukanlah dari mana kita mendapatkan doa dan harapan agar kita sukses, melainkan kata "sukses" itu sendiri seakan-akan ada di mana-mana dan sekalipun ada di mana-mana, kita tak pernah sungguh-sungguh mengerti apa arti sukses sebenarnya.Â
Sukses itu apa sih? Mengapa seakan-akan kesuksesan adalah mantra super ajaib yang bisa menyihir banyak orang begitu rupa sampai-sampai ada banyak forum dan diskusi membahas bagaimana caranya jadi "sukses", entah dari perspektif mana? Selama ini, memangnya kita tidak sukses kok sampai-sampai ada banyak ajakan dan kata-kata motivasional dan bombastis untuk jadi sukses?
Kita sendiri hanya bisa memberikan sekian banyak contoh dari apa yang kita sebutkan sebagai ragam orang yang meraih kesuksesan. Misalnya, siswa-siswi sekolah dasar yang sukses adalah mereka yang naik kelas dengan nilai amat memuaskan dan rangking 1.Â
Mahasiswa yang sukses adalah mereka yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) dengan predikat cum laude. Kesuksesan karyawan/karyawati di sebuah perusahaan ialah ketika mereka naik gaji dan pelan-pelan jadi pimpinan bukan bawahan.Â
Guru besar alias profesor yang sukses adalah jika ia jadi anggota pejabat tingkat rektorat atau, paling tidak, dekanat. Dan seterusnya, masih banyak lagi.
Namun, apakah mereka yang kita anggap meraih kesuksesan memang mencapai segala sesuatunya itu dengan panggilan yang berasal dari hati mereka? Apakah mereka bersekolah, berkuliah, atau bekerja dengan sepenuh hati mereka, dengan segenap antusiasme dan semangat?
Atau mereka cuma sekedar menuruti standar-standar masyarakat yang bahkan tidak jelas datangnya dari mana bahkan dilestarikan sampai sekarang oleh orang tua, anak, pasangan, dan orang-orang terdekat? Apakah itu tujuan hidupnya?
Tidak, tidak. Jangan salah sangka dulu. Bukan berarti mereka yang memiliki nilai gemilang di sekolah atau kampus dan naik jabatan adalah orang tidak sukses atau kesuksesannya semu belaka. Atau sebenarnya sedang menjalani kehidupan yang hampa dan sepi makna.
Kesuksesan adalah pertama-tama harus kita lihat sebagai bagaimana kita dapat memahami diri kita sendiri. Kesuksesan adalah bagaimana kita mengenal apa yang tidak kita sukai, apa yang kita cintai. Apa yang menjadi kelebihan, kekurangan, atau cacat (kekurangan yang mungkin nyaris mustahil untuk diperbaiki). Â