Mohon tunggu...
Mas Kusdiono
Mas Kusdiono Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustadz Ini Nilai Jokowi Temannya Setan karena Gunakan Air Zam-zam Buat Siraman Nikahan Gibran-Selvi

12 Juni 2015   15:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernikahan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda sangat besar dan tergolong mewah.

Bahkan pernikahan keduanya bagaikan sebuah cerita di mana Rakamuning dari kalangan berada sedangkan Selvi hanya kalangan biasa. Tetapi keduanya bisa disatukan namanya cinta. Baca di sini

Bukan itu saja, Rakabuming pun bisa mengajak Selvi Ananda masuk Islam dengan secara sukarela tanpa adanya paksaan.

Pernikahan ini menggunakan adat jawa termasuk adanya siraman. Bahkan siraman itu menggunakan tujuh mata air termasuk air zam-zam.

Dalam menyikapai ini seorang Ustadz lulusan Universitas Al Azhar, Muhammad Ibnu Masduki menilai menggunakan air zam-zam untuk siraman hukumanya mubah alias boleh tetapi sangat mubazir.

Kata Ibnu Masduki, kelakuan Presiden Joko itu sangat mubazir karena air zam-zam untuk minum bukan siraman. maka tindakan seperti saudaranya setan.

Ibnu Masduki merujuk pada Surat Al-Isra [17] ayat 26 dan 27 yang artinya, "Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.''

Menurut Ibnu Masduki, fungsi air seperti zam-zam itu digunakan untuk minum bukan lainnya. "Minum air zam-zam saja ada doanya khusus," ungkap Ibnu Masduki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun