[caption id="attachment_381790" align="aligncenter" width="608" caption="Novel Baswedan dengan baju tahanan (ANTARA)"][/caption]
Aparat kepolisian beberapa waktu yang lalu menangkap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Penangkapan ini menimbulkan reaksi dari masyarakat dan menduga ini merupakan dendam lama pihak kepolisian terhadap KPK yang telah mengungkap kasus korupsi simulator SIM.
Para pejabat negara pun memberikan komentar termkait penangkapan Novel Baswedan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melihat kasus ini biasa dan tidak perlu dibebasar-besarkan. Ia pun menilai kasus Novel bukan kriminalisasi Baca di sini
Sedangkan Menkopolhukam, Tedjo mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan pihak Polri terkait kasus ini.
Pernyataan keras justru datang dari Presiden Jokowi. Ia meminta Pihak Polri untuk membebaskan Novel Baswedan. Bukan itu saja, mantan Wali KOta itu meminta Wakapolri Budi Gunawan (BG) tidak membuat kontroversi lagi.
Dari pernyataan ini, sangat jelas Jokowi ingin mengingatkan pada BG agar tidak membuat kontroversi termasuk memerintahkan Kabareskrim menangkap Novel Baswedan.
Selama ini, hubungan Budi Waseso dengan Budi Gunawan sangat akrab. Keduanya dikabarkan besanan.
Justru ada analisa yang sangat menarik dari pengamat politik Amir Hamzah bahwa konflik KPK-Polri ini sengaja dipelihara Jokowi untuk menaikkan citra.
Kata Amir, setelah Jokowi mendamaikan KPK-Polri dengan meminta kedua institusi ini menyelesaikan masalah, popularitas Jokowi pun naik.
Bukan itu saja, pernyataan Jokowi meminta Polri untuk membebaskan Novel Baswedan akan dinilai publik sebagai sosok presiden yang tegas. Ini bagian dari cara Jokowi menaikkan citranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H