[caption id="attachment_364305" align="aligncenter" width="516" caption="Arrahmah dan Voaislam (Dok kabarpengamat.blogspot.com)"][/caption]
Media online seperti jamur di musim penghujan pasca reformasi. Reformasi membawa berkah bagi kelompok teroris untuk menyebarkan ide-ide yang merusak Islam dan negara.
Media yang mendapat perhatian bagi Umat Islam karena menyebarkan kebencian terhadap sesama umat Islam, bahkan mengkafirkan saudaranya sendiri yaitu Voa Islam dan Arrahmah.
Kalau melihat kedua media itu soal teroris selalu menyalahkan aparat penegak hukum. Padahal pihak Densus 88 sudah mempunyai bukti akan keterlibatan mereka. Baca di sini
Voa Islam berideologi salafi takfiri dan qitali. Kenapa penulis menyebut bukan jihadi, karena jihad terlalu suci untuk menyebut kelompok yang suka membunuh orang.Padahal makna Jihad bukan hanya membunuh, maka lebih baik di sebut kelompok salafi takfiri dan qitali.
Voa Islam ini didanai mahfud alias Apud orang Bekasi asli yang sempat berangkat ke Kamp Hudaibiyah di Filipina milik Jamaah Islamiyah untuk belajar ilmu militer termasuk pengeboman.
Apud ini ditangkap saat melintas Malaysia dan ditahan di negeri Jiran dengan UU ISA sebelum dipulangkan ke Indonesia.
Sedangkan Arrahmah itu didanai oleh Muhammad Jibril Abdul Rahman yang terbukti dalam pengadilan pada 2010 terlibat dalam peledakan Bom Marriot bersama Noordin Moh Top. Pihak pengadilan memvonis lima tahun penjara untuk Muhammad Jibril.
Jibril ini adalah anak dari Abu Jibril, wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang dulu ditahan Malaysia dengan UU ISA dengan tuduhan terorisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H