Mohon tunggu...
Mas Kusdiono
Mas Kusdiono Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Pindah ke Istana Bogor, Istana Merdeka Dianggap Membawa Sial?

12 Februari 2015   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:21 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_368406" align="alignnone" width="600" caption="Istana Merdeka dikepung banjir (ANTARA)"][/caption]

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana pindah ke Istana Bogor. Kepindahan ini menimbulkan banyak pertanyaan terutama bagi kalangan pegiat klenik atau metafika.

Anda boleh percaya atau tidak. Jokowi itu seorang Jawa dan sangat menghormati kearifan lokal seperti itu.

Sebuah media online mengulas perpindahan Jokowi ke Istana Bogor dari segi metafika.

Menurut praktisi metafika, Ki Gendeng Pamungkas, Jokowi berpindah ke Istana Bogor karena menganggap Istana Merdeka membawa sial.

Menurut Ki Gendeng, Jokowi ingin mendapatkan kekuatan dari Prabu Siliwangi agar dapat mempertahankan kekuasaannya di saat mendapat rongrongan dari koleganya sendiri yaitu PDIP dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Ki Gendeng juga melihat dari sisi politisnya, berpindahnya Jokowi ke Bogor karena ingin dekat dengan Prabowo dan SBY karena kedua-duanya berada tinggal di Bogor. SBY di Cikeas dan Prabowo di Hambalang.

Belum lagi, baru saja memerintah, Istana Merdeka diserang banjir. Padahal berdasarkan laporan, banjir melanda Istana karena banyaknya sampah di drainase Istana sehingga air tidak berfungsi.

Secara alam, kata Ki Gendeng adanya pengusiran terhadap Jokowi. "Air masuk ke Istana menandakan alam mengusir Jokowi," paparnya.

Selama ini menurut Ki Gendeng, Jokowi merasa mendapat dukungan langsung dari rakyat dengan dibuktikan saat pelantikan rakyat boleh masuk Istana. Ini dianggap modal mempertahankan kekuasaannya tetapi alam berkata lain.

SUMBER TULISAN1

SUMBER TULISAN 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun