Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa! Berkali-kali lagu ini terus terdengar. Ini juga pertanda bahwa sudah berkali-kali pula mamaku menelponku. Aku sungguh malas untuk menjawabnya karna mama pasti hanya menelepon untuk membangunkanku. Dari semalam mama tidak pulang karena harus lembur kerja di kantornya. Mamaku adalah seorang pengacara yang ramah dan penuh cinta, setidaknya itu yang dikatakan klien-klien mama. Karena sangat mencintai kliennya, hingga membuat ia lupa mencintai putrinya sendiri. Sekali lagi, lagu itu kembali terdengar saat jiwaku masih di alam mimpi.
Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa! Dengan mata terpejam aku menjawab panggilan mama, dari dalam telpon terdengar suara lembut mama "bangun Zira sayang, sudah pagi. Kamu harus sekolah, jangan lupa sarapan, ada roti dan selai di dapur. Mama juga sudah siapkan uang jajanmu di atas kulkas. Sudah ya mama harus rapat sekarang, see you" aku hanya mengangguk sambil berusaha membuka mataku agar segera bangun. Malam tadi aku tidur cukup larut karena menunggu mama pulang kerja agar bisa tidur bersama, tetapi aku malah tertidur dan mama juga tidak pulang. Rasanya sudah lama sekali aku tidak tidur bersama mama, bahkan aku sudah mulai lupa aroma tubuh mama yang sangat kusukai. Aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, jadi aku sudah tidak merasa kecewa lagi.
Akupun bergegas untuk segara mandi, memakan roti selai coklat yang ada di tudung saji dan mengambil uang jajan di atas kulkas. Setiap pagiku hampir melakukan rutinitas yang sama, kecuali hari minggu atau libur. Sungguh hidup yang membosankan, belum lagi aku harus iri melihat teman-temanku yang diantar orang tuanya ke sekolah. Sedangkan aku? Aku selalu diantar pengemudi ojek langganan mama.
Matahari kian meninggi, pertanda sebentar lagi waktu pulang sekolah. Aku terus melihat pintu gerbang, mengamati setiap kendaraan yang mulai ramai datang menjemput anak atau keluarganya. Tapi, diantara sekian banyak kendaraan kenapa tak kulihat mobil mama? Pasti mama menyuruh tukang ojek lagi untuk menjemputku. Sungguh menyebalkan, apa mama tidak tahu aku paling benci pulang dengan tukang ojek terus. Dengan perasaan kesal aku pulang dengan tukang ojek berjaket hijau daun itu. Tapi saat mendekati pagar rumah perasaanku seketika berubah, kulihat mobil merah mama sedang terparkir rapi di  garasi. Itu berarti mama ada di rumah dan pulang lebih awal hari ini.
"assalamualaikum"
"walaikumsalam, sudah pulang kak?" Â Â Â Â Â Â Â Â
"asik! Mama pulang cepat, kita bisa tidur dan main bareng deh"
"hehe kamu itu bukan anak kecil lagi, sekarang sudah SMP masih aja suka tidur sama mama"
"biarin. Ma Zira lapar"
"sebentar ya mama masak dulu, kamu ganti baju dulu sana"
"siap boss"