Mohon tunggu...
Maskur Abdullah
Maskur Abdullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Trainer

Jurnalis dan trainer, tinggal di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

HAS, Inspirasi Kebangkitan Film di Sumatera Utara

21 Mei 2018   08:38 Diperbarui: 24 Mei 2018   12:41 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haji Asrama atau yang populer dengan sebutan "HAS", sebuah judul film yang kini sedang dalam proses penggarapan anak-anak Medan. Adalah Onny Kresnawan, sang sutradara sekaligus produser film ini, tokoh sentral dan sosok yang begitu bersemangat untuk menyelesaikan film bertema religi tersebut.

Jumat kemarin, 18 Mei 2018,  Onny Kresnawan mengatakan, film HAS lebih kepada inspirasi untuk membangkitkan semangat perfilman di  Sumatera Utara, yang sudah lama mati suri. Onny sangat ingin perfilman di Sumut bisa bangkit kembali seperti pada masa-masa tahun 1950 an hingga 1960 an.

Para pemeran Film HAS (Haji Asrama). (Foto/SFD)
Para pemeran Film HAS (Haji Asrama). (Foto/SFD)
Kata Onny, di era 1950 an hingga 1960 an, ada beberapa judul film yang diproduksi Sumatera Utara, menjadi cukup populer. Misalnya Musang Berjanggut, Buaya Deli, Kuala Deli, Pak Belalang, Tandjung Katung, Turang, Kunanti di Djogdja dan beberapa film lainnya. Bahkan film Turang (produksi Rentjong Film), tambah Onny, berhasil meraih Piala Citra di FFI ke-2 tahun 1960 untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Pembantu Pria Terbaik dan Tata Artistik Terbaik. Masih kata Onny, pada  even yang sama Kunanti di Djogdja (produksi Radial Film) mampu meraih Piala Citra kategori Skenario Terbaik.

 "Saya berharap film ini menjadi tonggak kebangkitan anak-anak muda di Sumatera Utara nantinya. Kita ingin semangat perfilman Sumatera Utara tahun 1950 dan 1960 an, bisa dibangkitkan kembali, bahkan harus menjadi lebih baik," kata Onny.

Menurutnya, film HAS ini merupakan film layar lebar dengan tema religi. Seluruh crew ingin seperti teman-teman mereka di Makassar yang sudah lebih dahulu memproduksi film religi. "Kita tidak ingin ketinggalan kereta," kata Onny Kresnawan, yang mantan jurnalis sebuah televisi nasional ini.

Bagi Onny, film bertemakan religi ini memang menjadi film garapan barunya. Selama lebih 10 tahun berkarya, Onny cukup aktif memproduksi film-film documenter. Bahkan ada film documenter  garapannya bersama Pinbis Medan yang ditayangkan sebuah televisi Swiss, yaitu film yang berkisah tentang kebangkitan para korban tsunami Aceh.

"Film HAS ini adalah salah satu dari beberapa film yang saya garap bersama teman-teman, di luar fim documenter," ujar Bang Onny, biasa teman-teman menyapanya.

Onny Kresnawan, sang Sutradara Film HAS. (Foto/SFD)
Onny Kresnawan, sang Sutradara Film HAS. (Foto/SFD)
Tentang Mencari Tuhan

Onny menyebutkan, film HAS sebuah kisah tentang dua karakter yang bertolak belakang, Mahmud dan Burhan, dalam perjalanan spiritual proses mencari Tuhan. Ada karakter perempuan yang turut menguatkan film ini, yakni Latifa Sari (Ladhiba Ayusa), Raya Kartika (Angelista Wulandari) dan pemeran lainnya.

"Dibalut muatan spiritual serta humanis yang khas, film HAS kami kemas dengan nuansa jenaka gaya Medan. Karna ini spiritual, tentu ada moralitas dan etika. Kami juga ingin menyampaikan pesan-pesan plural serta seni, budaya dan keindahan alam yang mungkin luput dari banyak orang," kata Onny Kresnawan.

Menurut Onny, pembuatan film ini mengambil tempat di Medan, Deliserdang dan Serdang Bedagai.  

Onny Kresnawan pada kesempatan buka puasa bersama di Garuda Plaza Hotel (GPH) Medan, yang akan dilaksanakan Senin 21 Mei 2018, berencana mengenalkan para pendukung utama film ini; Eddy Siswanto (peran Burhan), Yan Amarni Lubis (Mahmud), Ladhiba Ayusa (Latifa Sari), Angelista Wulandari (Raya Kartika), Wari Al Kahfi (Bogak), Jali Kendi (Kodar) dan para pendukung proses produksi, seperti M.Fachriz Tanjung, Sri Wahyuni Nukman, Yuni Delfiani Piliang dan lainnya.

Tetap Semangat Walau Minim Anggaran

Onny menyebutkan, dalam memproduksi film, apalagi untuk format layar lebar seperti film HAS, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bila ingin hasil sempurna, setidaknya dana yang kami butuhkan bisa mencapai sekitar Rp800 Juta, katanya.

Justru saat ini, film HAS yang diproduksi oleh Production House (PH) SFD (Sineas Film Documentary) miliknya, masih terus melakukan penggalangan dana dari pihak ketiga (sponsor/donatur). "Kami masih terbuka bagi para pihak yang ingin ikut terlibat menjadi sponsor untuk film ini," ujar Onny.

Begitu pun, walau proses produksi film HAS ini sedikit terseok-seok, yang cukup membanggakan, semua tim tetap memiliki semangat besar dan pantang menyerah. "Mulai dari producer, co producer, sutradara, para aktor/aktris dan crew film, begitu bersemangat. Jadi kami tetap optimis, film HAS ini bisa selesai produksi dan naik ke layar lebar sesuai harapan," lanjut Onny yang juga Koordinator Komite Film Dewan Kesenian Sumatera Utara ini.

Telah Produksi Video Klip

Onny Kresnawan menyebutkan, untuk menunjukkan kesungguhan tim film HAS mereka telah memproduksi video klip sebagai original soundtrack (OST) film religi tersebut.

Penggarapan video klip sebagai original soundtrack (OST) film religi HAS. (Foto/SFD)
Penggarapan video klip sebagai original soundtrack (OST) film religi HAS. (Foto/SFD)
Kata Onny, video theme song berjudul Hati dan Jiwa Ku atau disingkat HaJi Ku ini penggarapannya mengambil tempat di Pulau Paropo, salah satu lokasi wisata Danau Toba di perbatasan Desa Paropo dan Desa Silalahi III, Kecamatan Silahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Onny menilai lagu HaJi Ku sangat tepat menjadi theme song film sosial religi HAS.

 "Dalam proses menggapai puncak kesuksesan butuh perjuangan panjang. Pada akhirnya kita tetap berserah diri kepada Maha Pencipta. Dia penentu segalanya," kata Onny.

Onny sendiri menggandeng Heru Sinar, diawali dari hasil diskusi tim film HAS bahwa ada kebutuhan theme song. "Kami mencari, selalu mencari dan membuka ruang bagi kawan-kawan musisi lokal yang ingin ikut berkontribusi. Ada beberapa yang menyatakan siap ingin berpartisipasi, tapi akhirnya hanya Heru Sinar dan timnya yang terus menunjukkan komitmennya pada HAS hingga ke proses dapur rekaman," ujar Onny.

 "Setelah mendengar lagu yang digarap Heru Sinar, saya jatuh hati pada karakter suara Heru yang punya pembeda dari vokalis lainnya. Terlebih saya pikir dan yang saya tahu, penyanyi solo religi sangat minim di Medan. Tidak heran bila kami punya alasan cukup kuat untuk mengajak Heru bergabung bersama HAS," kata Onny mengakhiri obrolannya. Semoga Film Haji Asrama (HAS) menjadi film lebar produksi anak-anak Medan yang bisa booming di bisoksop-bioskop tanah air. (****)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun