Di zaman kerajaan Aceh, masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda, kawasan Meureudu -- kini ibukota Pidie Jaya, sudah cukup dikenal sebagai negeri penghasil beras. Meureudu bahkan menjadi kawasan istimewa karena bebas dari aturan kerajaan karena menjadi daerah pemasok beras untuk kerajaan Aceh.
Jadi sebenarnya, daerah Pidie Jaya memang sudah sejak lama dikenal karena potensinya di sektor pertanian tanaman pangan, khususnya padi. Memang daerah ini pernah mengalami "paceklik" produksi pangan, Â sebagai akibat kondisi alam, bencana alam atau akibat serangan hama, namun kemudian bisa bangkit kembali, dan kini bahkan mengalami surplus.
Data terakhir pada Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie Jaya, Aceh, Â menunjukkan, produksi padi di kabupaten ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014 dari produksi padi petani sekitar 64.912 ton, tahun 2015 meningkat menjadi 94.651 ton dan pada tahun 2017, produksinya mencapai 100.319 ton.
"Sektor pertanian memang salah satu sektor unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan, telah memberi manfaat dan kesejahteraan  kepada sebagian besar penduduk di Kabupaten Pidie Jaya," kata Said Mulyadi, SE, MSi kepada penulis yang berkunjung ke Pidie Jaya, pekan lalu.
![Said Mulyadi, SE, MSi, Wakil Bupati Pidie Jaya yang sedang cuti karena mencalonkan kembali untuk periode 2018 - 2023, berpasangan dengan H.Aiyub Abbas, bupati yang juga sedang cuti. (Foto/Muhammad Al-Farizi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/petani-pidi-jaya-2-5adbd22edcad5b39730210e3.jpg?t=o&v=770)
Tahun 2016 memang ada penurunan sedikit, akibat kondisi alam (cuaca) yang kurang mendukung, termasuk terjadinya bencana alam gempa di akhir tahun, sehingga produksinya 93.147 ton. Tapi tahun 2017, produksi padi petani bisa ditingkatkan lagi.
![Hamparan sawah petani di Pidie Jaya yang sudah siap panen, dimanfaatkan sebagai ladang pengembalaan sapi oleh petani. (Foto/Muhammad Al-Farizi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/04/22/petani-pidie-jaya-1-5adbd0faab12ae17801fbd93.jpg?t=o&v=770)
Said Mulyadi adalah Wakil Bupati Pidie Jaya yang sedang menjalani cuti karena dia mencalonkan diri lagi maju sebagai calon Wakil Bupati untuk periode 2018 -- 2023. Said kembali akan berpasangan dengan Bupati Pidie Jaya, Aiyub Abbas, yang juga sedang cuti karena pencalonannya untuk periode berikutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie Jaya, drh.Muzakkir Muhammad,MM di ruang kerjanya, pekan lalu menyebutkan, ada sekitar 3.000 pemuda tani yang telah mengikuti pelatihan. Tujuannya untuk menambah skill dan pengetahuan di bidang tanaman pangan (padi, palawija dan hortikultura).
"Program ini memang keinginan pak bupati. Beliau menginginkan agar Pidie Jaya bisa meningkatkan terus produksi pangan, karena 70 persen rakyat di sini adalah petani. Seperti sering diucapkan pak bupati, bila petani sejahtera, maka seluruh rakyat Pidie Jaya akan ikut sejahtera," ujar Muzakkir, menirukan ucapan Bupati Aiyub Abbas.
Luasan Lahan Bertambah
Kabupaten Pidie Jaya, memang salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, yang terbilang paling berhasil dalam menggenjot produksi hasil pertaniannya beberapa kali lipat. Kabupaten ini juga terus meluaskan areal tanaman pangannya.
Melihat luas lahan pertanian padi Pidie Jaya, terjadi lonjakan perluasan lahan tanam. Tahun 2014, luas lahan tanam hanya sekitar 11.468 hektare, meningkat pada tahun 2015 menjadi 16.775 hektare. Tahun 2016 sekitar 16.472 -- menurun sedikit karena kondisi cuaca, tapi pada tahun 2017 meningkat kembali mencapai 17.132 hektare.
Dari sisi hasil produksi lahan padi per hektare per panen, terjadi juga peningkatan. Pemerintah Pidie Jaya memfasilitasi para petani, baik mulai dari pengolahan lahan, penanaman hingga proses panen dan pasca panen. Tahun 2014 hasil produksi padi per hektare sekitar 5,71 ton/panen, Â terjadi kenaikan pada tahun 2017 menjadi 5,86 ton/hekatre/panen.
Said Mulyadi mengatakan, ketika itu Pemkab Pidie Jaya juga telah menjalankan program percetakan sawah/lahan baru, untuk menambah luas areal tanaman padi dan tanaman holtikultura di kabupaten tersebut. "Ada penambahan lahan pertanian sekitar 72 hektare dari hasil program pencetakan sawah baru," lanjut Said Mulyadi.
Mantan Kabag Humas Pemkab Pidie ini mengatakan, selama kepemimpinannya H.Aiyub Abbas memang konsen terhadap sektor pertanian.
Untuk memotivasi petani di Pidie Jaya, kata Said Mulyadi, pemerintah setempat didukung dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan), seperti traktor yang jumlahnya mencapai 55 unit, dari bantuan Kementerian Pertanian, bantuan Pemerintah Aceh dan dari Pemkab Pidie Jaya sendiri. Combine varvester (alat/mesin pemanen) 12 unit dan escavator 1 unit.
"Alat dan mesin pertanian ini boleh digunakan oleh para petani secara gratis," lanjut Said Mulyadi. (***)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI