Rabu pagi (6/3/2018), sekitar pukul 08:48 Wib, pesan masuk via WA (WhatsApp), sepertinya terus-menerus. Â "Datang ya, abg dan kakak sekalian," begitu isi pesan pertama dari salah seorang anggota grup AJI Medan Ceria, grupnya para jurnalis anggota AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Medan.
Pesan itu untuk mengajak anggota grup, nonton bareng (Nobar) film Hollywood berjudul Spotlight, di Clapham, yang berlokasi di komplek mall Center Point Medan. "Tersedia 4 kursi lagi dari 15 kursi jatah dari pihak AJI Medan. Silahkan daftar langsung ke@SatuDewan," tulis jurnalis lainnya.
Sejak pagi sampai siang, isi WA di grup ini banyak melayani teman-teman yang mendaftar untuk ikut nonton film tersebut. Menarik bagi saya, ketika dalam plyer ada beberapa pihak yang mendukung pemutaran film ini, selain AJI Medan, ada American Film Showcase, At Clapham dengan Ashley Hasz.
Karena kesibukan penulis sebagai editor untuk salah satu media, penulis putuskan tidak bergabung dengan teman-teman AJI, tapi malam itu menontonnya di rumah melalui youtube, sehingga bisa nyambi bekerja.
Tentang Wartawan Investigasi
Spotlight, film arahan Tom McCarthy, memang cukup populer, karena telah meraih Oscar, untuk kategori film terbaik. Film yang diproduksi tahun 2015 ini, mulai diputar pada tahun 2016.
Jujur saya belum pernah menonton film yang berkisah tentang kehebatan para jurnalis yang mendapat tugas investigasi dari editornya yang bekerja untuk harian The Boston Globe, di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat ini. Sebenarnya film Spotlight sudah terbilang lawas, tapi di kalangan teman-teman jurnalis masa kini, kisah nyata dalam film ini perlu sebagai pembelajaran. Terutama melihat kinerja para jurnalisnya yang pantang menyerah dalam melakukan tugas investigasi.
Film yang dibintangi Mark Ruffalo, Michael Keaton, Rachel McAdams, Live Schreiber dan Stanley Tucciini, berkisah tentang penugasan editor The Boston Globe kepada Spotlight,tim jurnalis investigasi koran tersebut. Editornya, Marty Baron, diperankan  Liev Schreiber, memberi tugas mencari bukti dan fakta lapangan untuk mengungkap skandal pelecehan seksual yang terjadi di wilayah administrasi Keuskupan Agung Boston.
Tentu ini menjadi kerja yang luar biasa sulit bagi empat jurnalis yang tergabung dalam tim investigasi Spotlight. Tugas lapangan yang cukup sulit, berliku dan penuh tantangan, dijalankan para jurnalis tersebut, untuk bisa menembus "tembok" di sebuah kota, yang penduduknya mayoritas beragama Katolik.
Ada banyak film yang berkisah tentang perjuangan para jurnalis dalam memburu berita, dan film Spotlight ini menurut saya, menjadi film yang cukup bagus. Tak salah kalau film ini bisa meraih piala Oscar, penghargaan paling bergengsi di dunia perfilman internasional.
Bagi saya sebagai seorang jurnalis, tugas investigasi ini jauh lebih sulit, ketimbang mendapat tugas liputan perang atau liputan konflik bersenjata. Bagaimana sulitnya menggali bukti, atau melakukan wawancara untuk hal yang sangat sensitif ini, apalagi terkait dengan tokoh agama yang terlibat di dalamnya.