Anda pernah menonton pertunjukan Barongsai? Tentu banyak yang sudah melihatnya, paling tidak menontonnya lewat layar kaca. Pertunjukan khas dari Tiongkok ini mengasikkan untuk ditonton. Hanya saja, kadang kita harus menyiapkan telinga kita, untuk sanggup mendengar suara-suara keras dari alat musik yang mengiringinya.
Di mana kita bisa menyaksikan langsung atraksi Barongsai, yang kaya dengan gerakan-gerakan silat ini? Biasanya pada kegiatan penyambutan perayaan hari besar etnis Tionghoa, misalnya Imlek atau pada perayaan Cap Go Meh.
Seperti Sabtu petang kemarin (24/2) hingga malam hari, di Komplek Cemara Hijau Medan, atraksi Barongsai turut meramaikan penyambutan perayaan Cap Go Meh. Suara genderang bersahut-sahutan dengan suara gong, ditambah pula suara simbal atau gembreng yang menghentak-hentak telinga.
"Kegiatan ini untuk menyambut Cap Go Meh yang jatuh pada tanggal 2 Maret mendatang, yaitu 15 hari setelah Imlek. Ini bukan hanya sebagai hiburan warga komplek Cemara Hijau, tapi juga untuk mempersatukan warga agar lebih akrab," ujar Denny Sandres, didampingi Ketua Umum Panitia Perayaan Cap Go Meh Komplek Cemara Hijau Medan, Lim Ik Tjou.
Cap Go Meh berasal dari dialek bahasa Tiongkok Hokkian, yang bermakna hari terakhir perayaan tahun baru Imlek. Cap mengandung arti 10, dan Go yang berarti 5, sedangkan Meh bermakna malam. Biasanya tanggal 15 Imlek, bertepatan dengan bulan purnama.
Begitu pula di kota Medan. Kawasan di kota Medan yang biasanya banyak mengundang masyarakat yang ingin menyaksikan kembang api, selain di Komplek Cemara Hijau, Cemara Asri, Asia Mega Mas, Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC), Polonia Medan dan kawasan lainnya. "Saya biasanya membawa anak-anak menyaksikan kembang api di sekitar Kompleks Cemara Hijau dan Cemara Asri," ujar Sulaiman.
Di bagian propinsi yang lain, yang juga komunitas etnis Tionghoa nya menonjol, kegiatan Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai atraksi, selain Barongsai. Singkawang misalnya, cukup dikenal dengan atraksi Tatung dan Naga. Â Artaksi Tatung diisi dengan kegiatan yang menegangkan, yaitu penusukan benda tajam yang dilakukan Tatung di bagian tubuh tertentu.
Kepercayaan tradisional masyarakat Tiongkok, singa menjadi simbol keperkasaan, keberanian dan keunggulan. Maka tari-tarian Barongsai, dengan kostum menyerupai  kepala singa, dan bunyi-bunyian musik yang cukup keras, menjadi lambang keperkasaan, juga untuk mengusir monster  (Nian).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H