Ho Tao Toba……..Tao Toba Nauli…..Haholonganku……… Sepenggal syair dilantunkan penyanyi di hotel Niagara Prapat dengan iringan gitar, seperti nyanyian harapan bangunnya pariwisata di kawasan Danau Toba.
[caption id="attachment_341364" align="aligncenter" width="443" caption="Indahnya Danau Toba sebagai tempat liburan keluarga/foto: Paulus"][/caption]
Danau Toba adalah salah satu objek wisata yang menjadi andalan Propinsi Sumatera Utara. Danau Toba terletak di sebelah barat daya kota Medan, kira-kira 3 – 4 jam perjalanan dengan mobil pribadi. Saat menatap danau yang diapit pegunungan bukit barisan, mata ini berat untuk berlalu. Begitu lah indahnya Danau Toba.
[caption id="attachment_341365" align="aligncenter" width="532" caption="Menikmati sarapan pagi di sebuah hotel di tepi Danau Toba/foto:maskur abdullah"]
Danau Toba merupakan danau air tawar terluas di dunia, dengan luas perairan mencapai 366 hektare. Di tengah danau terdapat pula daratan, yang disebut Pulau Samosir. Pulau ini memiliki luas sekitar 69 Ribu hektare. Tahun 1995, jumlah kunjungan wisatawan asing ke kawasan Danau Toba mencapai puncaknya, yaitu 300 Ribu orang. Tapi bagaimana kunjungan wisatawan saat ini?
Menurut Harianto Sinaga, seorang pelaku pariwisata di Parapat, jumlah kunjungan wisata ke Danau Toba, selalu terkait dengan kelestarian hutan dan kualitas air danau. Belakangan ini berbagai jenis industri muncul di seputaran kawasan danau. Misalnya budidaya ikan nila secara besar-besaran, sehingga pakannya terindikasi mencemari air danau, dan adanya peternakan yang juga limbahnya mencemari danau.
Hal senada juga pernah diungkapkan Dimpos Manalu, dari Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Parapat.
[caption id="attachment_341366" align="alignnone" width="640" caption="Rehat sejenak menikmati pemandangan indah Danau Toba/foto: m.fachriz tanjung"]
Daya tarik utama Danau Toba, karena tersedia banyak obyek wisata pendukung, mulai sejarah, budaya maupun alam yang dapat dinikmati. Obyek wisata pendukung terdapat di pulau Samosir, bisa dicapai melalui Pangururan. Di Tomok - Samosir terdapat makam Raja Sidabutar. Beberapa kursi batu berumur ratusan tahun dan rumah tradisional Batak di Ambarita, museum Huta Bolon, bekas rumah raja di Simanindo, juga ada Taman Eden 100 yang merupakan hutan wisata alam dan konservasi hutanyang bisa menjadi andalan utama wisata alam.
Begitu pun, Danau Toba sebenanya masih memiliki harapan. Hanya saja, pemerintah dan pelaku pariwisata tentu harus melakukan perbaikan. Edy Juandy, wistawan asal Medan yang sering berkunjung ke Danau Toba, merasa optimis kunjungan turis bisa ditingkatkan bila kondisi jalan Medan – Parapat bisa ditingkatkan, sehingga waktu tempuhnya menjadi lebih cepat.
Memang kenyataannya, kawasan Danau Toba, hanya terlihat ramai pada saat hari libur saja. Sesudahnya, kawasan ini tampak sepi. Banyak hotel di Parapat bahkan tidak dikunjungi tamu selama beberapa hari.
Terlepas dari beragam alasan tadi, yang pasti hingga saat ini, Danau Toba masih kelihatan mempesona. Di kala senja menatap keindahannya, jiwa pun tenteram dan tidak merasa bosan. Begitulah diungkapkan dalam lirik lagu berbahasa Batak, yang bercerita tentang Danau Toba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H