Mohon tunggu...
Mas Kuncoro
Mas Kuncoro Mohon Tunggu... Guru - Profil Saya

Seorang Guru eSDe Yang Gemar Menulis di blog. Untuk mengikuti tulisan terbaru saya, silakan FOLLOW! Silakan tinggalkan komentar agar bisa saya kunjungi balik. Salam jabat erat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

20 Contoh Teks Deskripsi Waktu, Memudahkan Siswa untuk Pahami Pelajaran

31 Juli 2024   09:32 Diperbarui: 31 Juli 2024   09:35 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi (Sumber: Pexels.com @ Aphiwat chuangchoem)

Pagi itu, kabut tipis masih menyelimuti perbukitan di desa. Matahari perlahan muncul dari balik pegunungan, memancarkan sinar keemasan yang menyentuh hamparan sawah. Burung-burung berkicau riang, seolah menyambut datangnya hari baru.

2. Senja di Pantai  

Senja di pantai selalu mempesona. Langit berubah menjadi kanvas yang dipenuhi warna jingga dan merah. Ombak lembut menyapu bibir pantai, menciptakan irama yang menenangkan. Matahari perlahan tenggelam di cakrawala, meninggalkan kilau emas di permukaan laut.

3. Sore di Taman Kota  

Sore itu, taman kota dipenuhi oleh keluarga dan pasangan yang menikmati waktu bersama. Anak-anak bermain riang di area bermain, sementara orang tua duduk di bangku taman, berbincang sambil menikmati udara segar. Matahari perlahan terbenam, mewarnai langit dengan nuansa oranye.

4. Malam di Pegunungan  

Malam di pegunungan begitu hening dan damai. Bintang-bintang bersinar terang di langit gelap, seolah-olah bisa diraih dengan tangan. Suara jangkrik dan angin yang berhembus lembut menciptakan suasana yang menenangkan.

5. Subuh di Kota  

Subuh di kota dipenuhi dengan ketenangan yang jarang ditemukan di siang hari. Jalanan masih sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas. Langit perlahan berubah warna dari gelap menjadi biru muda, menandakan datangnya pagi.

6. Siang Hari di Pasar Tradisional  

Siang hari di pasar tradisional selalu ramai. Penjual sibuk menawarkan dagangannya, sementara pembeli hilir mudik mencari barang yang mereka butuhkan. Suara tawar-menawar dan aroma masakan tradisional memenuhi udara, menciptakan suasana yang hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun