Ketiga, Merdeka Belajar mendorong remaja untuk mengatasi tantangan dan masalah mereka sendiri. Proses ini dapat melibatkan berbicara dengan teman sebaya, guru, atau mentor untuk mendapatkan pandangan dan dukungan yang diperlukan.Â
Dengan cara ini, remaja tidak hanya mengembangkan keterampilan interpersonal, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola konflik dan mencari solusi bersama-sama.
Keempat, konsep ini memberdayakan remaja untuk mengikuti minat mereka dengan lebih intens. Dengan memungkinkan mereka memilih proyek-proyek atau kegiatan yang benar-benar mereka cintai, Merdeka Belajar memberikan motivasi intrinsik yang kuat.Â
Hal ini dapat merangsang semangat kerjasama dan membantu remaja untuk menghargai beragam perspektif, mengembangkan toleransi, dan meningkatkan pemahaman mereka tentang keberagaman sosial.
Selama proses belajar, remaja juga dapat memanfaatkan sumber daya daring dan teknologi untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.Â
Ini membuka pintu untuk pertukaran budaya dan pengalaman, yang dapat mengasah keterampilan interpersonal mereka melalui interaksi dengan individu-individu yang memiliki pandangan dan nilai yang berbeda.
Merdeka Belajar tidak hanya menjadi landasan untuk pengembangan keterampilan akademis, tetapi juga merupakan wahana untuk membentuk kepribadian remaja secara holistik.Â
Dengan memberikan kebebasan dan tanggung jawab atas proses pembelajaran mereka, remaja dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan keterampilan interpersonal mereka.
 Seiring berjalannya waktu, konsep ini dapat membantu menciptakan generasi muda yang tidak hanya kompeten dalam bidang akademis, tetapi juga memiliki keterampilan interpersonal yang kuat untuk menghadapi tantangan dan sukses dalam kehidupan sehari-hari.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H