Mohon tunggu...
Mas Kuncoro
Mas Kuncoro Mohon Tunggu... Guru - Profil Saya

Seorang Guru eSDe Yang Gemar Menulis di blog. Untuk mengikuti tulisan terbaru saya, silakan FOLLOW! Silakan tinggalkan komentar agar bisa saya kunjungi balik. Salam jabat erat!

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenapa Orangtua Tidak Mengerti Perasaan Anak Remaja? Ini Analisanya!

5 Januari 2024   20:01 Diperbarui: 5 Januari 2024   20:07 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pexels.com @Kindel Media

MASKUNCORO - Dalam beberapa kesempatan, kadang bahkan sering terdengar, kenapa orang tua tidak mengerti perasaan anak remaja? Mari coba kita selami bersama-sama.

Ketidakpahaman antara orang tua dan anak remaja seringkali muncul karena perbedaan dalam perspektif, pengalaman hidup, dan lingkungan sosial. 

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ketidakpahaman ini antara lain:

Pertama, perbedaan generasi sering kali menciptakan jurang komunikasi. Orang tua dan anak remaja tumbuh dalam era yang berbeda dengan pengalaman hidup yang berbeda pula. 

Nilai-nilai, norma, dan teknologi yang dominan pada masa masing-masing dapat menciptakan kesenjangan dalam cara pandang terhadap dunia.

Orang tua mungkin sulit memahami tantangan dan tekanan yang dihadapi anak remaja karena mereka tidak tumbuh dalam lingkungan yang sama.

Kedua, perubahan fisik dan emosional pada masa remaja bisa sulit dipahami oleh orang tua. Anak remaja mengalami perubahan hormon yang signifikan, yang dapat memengaruhi suasana hati, perilaku, dan pandangan hidup mereka. 

Orang tua mungkin kesulitan menyelami kompleksitas perasaan dan pikiran anak remaja karena mereka tidak mengalami perubahan serupa pada masa remaja mereka sendiri.

Ketiga, tekanan sosial dari teman sebaya dan lingkungan sekolah juga dapat memainkan peran dalam ketidakpahaman ini. 

Anak remaja seringkali lebih mempertimbangkan pandangan teman sebaya daripada orang tua mereka. Ini dapat membuat orang tua merasa diabaikan atau tidak dipahami ketika mereka mencoba memberikan saran atau arahan.

Keempat, komunikasi yang kurang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak remaja dapat menjadi hambatan. Beberapa anak remaja mungkin merasa sulit untuk berbicara terbuka tentang perasaan dan masalah mereka karena takut dihakimi atau tidak dipahami oleh orang tua. 

Sebaliknya, orang tua mungkin tidak menyadari pentingnya mendengarkan tanpa menghakimi dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk berbicara.

Kelima, kesenjangan dalam pengalaman hidup juga dapat mempengaruhi persepsi orang tua terhadap masalah yang dihadapi anak remaja. 

Orang tua mungkin menghadapi tantangan yang berbeda pada masa muda mereka, dan hal ini dapat mempengaruhi cara mereka memahami atau merespons permasalahan anak remaja.

Dalam mengatasi ketidakpahaman ini, adalah hal yang penting untuk membangun komunikasi yang terbuka, saling mendengarkan, dan mencoba melihat dunia dari perspektif masing-masing. 

Orang tua dapat mencari pemahaman lebih dalam tentang tantangan dan perubahan yang dialami oleh anak remaja, sementara anak remaja juga dapat berusaha untuk memahami kekhawatiran dan perspektif orang tua. 

Dengan mengembangkan empati dan komunikasi yang sehat, harapannya adalah bahwa kedua belah pihak dapat mengatasi ketidakpahaman dan membangun hubungan yang lebih baik.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun