MASKUNCORO - Saat guru memfasilitasi muridnya, seperti apakah bentuk pertanyaan yang dapat dilontarkan untuk mengajak murid berefleksi? Mari simak uraian berikut ini.
Dalam proses pendidikan, peran guru sebagai fasilitator pembelajaran memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk pemikiran kritis dan refleksi pada murid.Â
Salah satu metode yang terbukti efektif adalah melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pemikiran mendalam.Â
Dalam konteks ini, guru diundang untuk menyajikan pertanyaan-pertanyaan terbuka, menyelidiki, berbasis pengalaman, dan reflektif, sehingga mendorong murid untuk tidak hanya memahami konsep-konsep tertentu, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah.Â
Dengan pendekatan ini, proses pembelajaran tidak hanya menjadi aktif dan dinamis, tetapi juga membantu membentuk pola pikir yang kreatif dan reflektif pada generasi mendatang.
Guru yang efektif selalu berusaha untuk memfasilitasi pembelajaran murid dengan mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran kritis dan refleksi.Â
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya menguji pemahaman siswa tetapi juga mendorong mereka untuk menjelajahi konsep lebih dalam.Â
Berikut adalah beberapa bentuk pertanyaan yang dapat diajukan guru untuk mengajak murid berefleksi:
1. Pertanyaan Terbuka
- "Apa pendapatmu tentang konsep ini?"
- "Bagaimana kamu mendefinisikan ide ini?"
- "Apakah ada sudut pandang lain yang mungkin perlu dipertimbangkan?"
2. Pertanyaan Menyelidiki
- "Mengapa menurutmu hal ini terjadi?"
- "Apa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi situasi ini?"
- "Bagaimana kamu dapat menggali lebih dalam untuk memahami hal ini?"
3. Pertanyaan Berbasis Pengalaman
- "Apakah kamu pernah mengalami situasi serupa?"
- "Bagaimana pengalaman pribadimu dapat berhubungan dengan konsep ini?"
- "Apa yang bisa kita pelajari dari pengalamanmu?"
4. Pertanyaan Merangsang Diskusi
- "Bagaimana pendapatmu berbeda dari pendapat teman sekelasmu?"
- "Apakah ada aspek kontroversial dalam topik ini yang ingin kamu diskusikan?"
- "Bagaimana kita dapat mencapai kesepakatan atau pemahaman bersama?"
5. Pertanyaan Reflektif
- "Bagaimana pengetahuan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?"
- "Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman ini untuk meningkatkan diri kita?"
- "Apa yang dapat kamu lakukan untuk memperdalam pemahamanmu?"
6. Pertanyaan Mendorong Pemecahan Masalah
- "Bagaimana kita dapat menyelesaikan tantangan ini secara kreatif?"
- "Apa langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memecahkan masalah ini?"
- "Siapa yang dapat kita libatkan atau sumber daya apa yang bisa kita manfaatkan untuk menyelesaikan masalah ini?"
7. Pertanyaan Evaluatif
- "Bagaimana kita dapat menilai kualitas ide atau solusi yang diusulkan?"
- "Apa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu tindakan atau keputusan?"
- "Apa pelajaran yang dapat diambil dari kegagalan atau kesalahan?"
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, guru dapat membantu murid mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan reflektif, yang esensial untuk proses pembelajaran yang mendalam dan berkelanjutan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H