Apa Itu Learning Disorder? Guru Harus Tahu Permasalahan Siswa yang Satu Ini!

MASKUNCORO - Dalam bahasa Indonesia, learning disorder bisa diartikan sebagai gangguan belajar. Gangguan belajar adalah kondisi neurologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan, memproses, dan menghasilkan informasi.

 Individu dengan gangguan belajar mungkin mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, berhitung, atau memahami informasi secara umum. Gangguan belajar tidak berhubungan dengan tingkat kecerdasan; sebaliknya, mereka memengaruhi cara otak memproses informasi.

Salah satu jenis gangguan belajar yang umum adalah disleksia, yang mempengaruhi kemampuan membaca dan memahami teks. 

Individu dengan disleksia mungkin mengalami kesulitan mengenali huruf, mengaitkan bunyi dengan huruf, atau memahami urutan kata. 

Baca juga: Apa Itu Pengalaman Belajar yang Menyenangkan dan Apa Contohnya?

Gangguan belajar lainnya termasuk disgrafia, yang mempengaruhi kemampuan menulis, dan diskalkulia, yang memengaruhi kemampuan berhitung dan memahami konsep matematika.

Penting untuk memahami bahwa gangguan belajar bukanlah hasil dari kurangnya usaha atau kecerdasan rendah. Sebaliknya, ini adalah tantangan neurologis yang memerlukan pendekatan pendidikan yang berbeda dan dukungan khusus.

 Pengidentifikasian dini dan intervensi yang tepat dapat membantu individu dengan gangguan belajar mengatasi hambatan mereka dan mencapai potensi penuh mereka.

Faktor genetik dan lingkungan dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan belajar. Meskipun gangguan belajar sering kali muncul pada masa sekolah, mereka dapat tetap ada sepanjang kehidupan. 

Diagnosis yang akurat dan dukungan yang tepat dari keluarga, guru, dan profesional kesehatan dapat membantu individu dengan gangguan belajar mengatasi rintangan mereka dan sukses dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. 

Baca juga: Untuk Guru, Bagaimana Penanganan Siswa Bermasalah dan Berkebutuhan Khusus?

Program pendidikan khusus dan teknologi pendidikan juga dapat memberikan bantuan yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan belajar individu dengan gangguan belajar.

Baca juga: Alasan Utama Mengapa Sekolah Perlu Melakukan Adaptasi terhadap Kurikulum dari Pemerintah adalah...

Terkadang, individu dengan gangguan belajar juga dapat mengalami tantangan dalam aspek sosial dan emosional. Stigma atau persepsi negatif terkait dengan gangguan belajar dapat memengaruhi harga diri mereka. 

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di rumah dan di sekolah, di mana individu dengan gangguan belajar merasa diterima dan didukung.

Pengajaran berbasis bukti dan pendekatan diferensiasi dapat membantu guru menyediakan dukungan yang dibutuhkan untuk siswa dengan gangguan belajar. 

Penggunaan teknologi, seperti program bantu membaca atau penulisan, juga dapat membantu memfasilitasi proses pembelajaran. 

Pendidikan inklusif, yang mempromosikan partisipasi semua siswa, termasuk mereka dengan gangguan belajar, juga menjadi semakin diakui sebagai pendekatan yang bermanfaat.

Penting untuk mengidentifikasi gangguan belajar sesegera mungkin agar intervensi dapat dimulai. Tes psikologis dan evaluasi khusus dapat membantu mengidentifikasi jenis gangguan belajar yang mungkin dialami seseorang. 

Setelah diagnosis ditegakkan, rencana pendidikan individual (IEP) atau rencana dukungan individu (ISP) dapat disusun untuk menyediakan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik siswa.

Ketika individu dengan gangguan belajar menerima dukungan yang sesuai dan mendapat pengakuan atas keberhasilan mereka, mereka dapat mengatasi hambatan mereka dan membangun kepercayaan diri dalam proses belajar. 

Memahami dan menerima keberagaman dalam gaya belajar dan kemampuan kognitif adalah langkah penting menuju inklusi dan kesetaraan dalam dunia pendidikan.

 Dengan dukungan yang tepat, individu dengan gangguan belajar dapat mencapai potensi mereka dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan sepanjang hidup.***