Mohon tunggu...
Kukuh Aris Santoso
Kukuh Aris Santoso Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Telp :081220279526)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

“Mak Lampir” Digitalisasi Industri

25 Mei 2016   10:38 Diperbarui: 25 Mei 2016   11:24 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik Mak Lampir digitalisasi industri dengan contoh industri transportasi, mendapat tanggaan khusus terutama bagi para generasi muda yang menggerakan digitalisasi industri  itu. Digitalisasi industri merupakan hal sangat menarik, karena bisa mempercepat proses yang dianggap menghabiskan waktu, hal inilah yang membuat para generasi muda tertarik, karena memang usia yang masih sangat energik yang membuat rasa ingin mengetahui banyak hal di dunia ini semakin mengebu gebu. 

Jika dahulu sebelum abad millennium, masih banyak pesan di kirim membutuhkan kurir agar sampai ke tujuan, hal ini tidak terjadi sejak masuknya zaman digital pada abad millennium. Penyampaian pesan secara konvesional sangat menghabiskan waktu dan pada akhirnya  elektroniklah mengubah itu semua. Digitalisasi Saat ini dapat terlihat dengan seringnya kita mendengar kata kata yang berawalan “e” , untuk menandakan arti elektronik, seperti elektronik mail (Email),elektronik jurnal (e-jurnal), sampai pemilihan pemimpin dengan cara voting  yang bernama elektronik voting (e-vote).

Teringat pada tahun 2012 seorang pakar ekonomi bisnis Indonesia Hermawan kertajaya, pernah membuat tulisan yang menarik pada sebuah majalah bisnis dengan judul “back to future”. Tulisan ini sedikit banyak intinya mereview tentang bagaimana steve jobs dapat membuat perusahaan apple yang hampir runtuh kembali bangkit dan menjadi penantang para raksasa komputer lainnya dengan merek dagang “Imac”. 

Dalam tulisan Hermayan kertajaya tersebut beliau mengungkapkan tentang sebuah kolaborasi antara Microsoft dan Apple tapi tetap menggunakan rasa Apple yang artinya ada perberdaan pengguna komputer Apple dan komputer IBM atau komputer Samsung, Sony atau merk lainnya. Hal inilah yang di ungkapkan oleh Hermayan kertajaya bahwa dengan konsep baru “Imac” tersebut seorang steve jobs dapat meraih sukses sehingga dikembangkanlah produk produk dengan konsep yang sama seperti iBook,power mac sampe iPod.

Bagi para anak muda seorang yang menekuni dunia teknologi informasi sosok seperti steve jobs adalah panutan dari sebuah kesuksesan, sehingga banyak para anak muda berlomba lomba mencari hal hal dalam kehidupan sehari hari yang dapat di digitalisasi atau komputerisasi. Akhirnya pada tahun 2015an muncullah para anak muda dengan konsep digitalisasi industri dalam bidang transportasi dengan nama Gojek,Grabbike sampe Uber , dengan catatan aplikasi transportasi taksi Uber sudah ada di luar negeri sebelum tahun 2015 akan tetapi masuk ke Indonesia tahun 2015an. 

Konsep kemudahaan, harga yang murah dan tanpa repot tawar menawar membuat membludaklah para pelanggan yang secara perlahan tapi pasti mengambil porsi konsumen moda transportasi yang menggunakan sistem konvesional atau non-online. 

Di tengah meriahnya hal hal yang berbau online, sampai industri transportasi yang online, Mulailah Mak Lampirnya muncul, para anak muda yang berpandangan semua harus cepat dan instan membuat para generasi sebelum abad millennium atau para generasi sebelumnya merasakan kesusahan dalam beradaptasi.  Sehinggga merasa di buat “sulit” atau membuat kerjaan lebih banyak. Hal Ini ibarat dahulu terbiasa berak di empang sekarang karena empang empang sudah banyak yang di gusur jadi mall serta residence yang tempat beraknya di empang menjadi sebuah toilet duduk sehingga yang biasanya saat berak di empang ceplak ceplak aja dan langsung bablas tinjanya, sekarang harus ngeflush dulu sebelum berbilas hehehehe. 

Perbedaan inilah yang membuat gesekan tidak terelakan, sebuah misi yang suci dalam mengambil kita suci ke barat, eeh maksudnya, misi memudahkan dan mempersingkat pembuangan waktu yang tidak perlu menjadi sebuah bencana karena ada beberapa kelompok atau kelas masyarakat yang merasa harus “belajar” sesuatu dan menambah masalah baru pada dirinya.

Dari sinilah para pendekar atau jagoan jagoan teknologi dapat berperan, terutama para jagoan  yang telah paham dan bergelut di bidang teknologi informasi serta komunikasi dapat berperan aktif memberikan masukan masukan yang positif kepada para pemangku kebijakan dengan ikut serta membuat teknologi teknologi yang dapat mensolusikan terhadap masalah integrasi kehidupan sosial masyarakat dari teknologi konvesional ke era digital. 

Tidak sedikit para generasi muda bangsa telah membuktikan namanya di bidang teknologi digital ini baik secara nasional maupun internasional, para anak muda telah layak untuk menyuarakan atau  memberi saran terhadap kasus demo anarkis yang terjadi beberapa hari yang silam. Sarannya harus berupa teknologi yang mudah serta memudahkan untuk semua kalangan, baik kakek,nenek, emak, bapak atau kakak  dan adik adik. Sehingga kejadian konflik horizontal ini dapat terhindarkan untuk tahun mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun