Mohon tunggu...
Maskolis
Maskolis Mohon Tunggu... -

Nggak ada bakat\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Edisi Liburan Korea) Jangan Asal Tuduh Dong….!

27 November 2011   17:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:07 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah kunjungan yang kedua kalinya rombongan Planet Kenthir ke tempat Andee di Korea. Setelah kunjungan yang pertama dua tahun yang lalu, walaupun masih dengan nama Planet Kenthir tapi rombongan yang berkunjung kali ini orangnya beda. Setelah menempuh penerbangan selama 2 jam, akhirnya rombongan anak-anak Planet kenthir tiba juga di bandara Incheon Seoul Korea Selatan. Mereka disambut gembira oleh Andee si lumba panuan yang sudah menunggu sejak satu minggu yang lalu. Begitu ketemu mereka saling rangkulan, apalagi ketika melihat Pak RT Amaludin juga ada dalam rombongan, Andee langsung merangkul dan mencium pipi RT lama sekali saking gemesnya. Yang lain sudah tau Andee sudah lama memendam hasrat sama RT sejak kunjungan pertama dulu sekitar 2 tahun yang lalu.

Begitu selesai acara rangkulan dan ciuman, rombongan PK dibawa Andee ke tempat kos-kosannya. Setelah menempuh perjalanan 2 jam juga, mereka tiba di tempat yang dituju, tempat kost andee tak berubah masih seperti dulu, kalaupun ada perubahan mungkin dari cat tembok yang sudah berganti warna. Tempat kost Andee luas dan mempunyai banyak kamar kosong. Rombongan PK menempati kamar masing-masing satu kamar buat bertiga. Andreaneda Andrade satu kamar sama Herry FK dan Wepe, Maskolis satu kamar dengan Bunga dan Zee. Sanchai satu kamar dengan hawa dan Youly, Alia dengan Dwi dan Engkong. Hamzet bertiga dengan Bain Saptaman dan Bung Opik. Sedangkan khusus RT dia berdua di kamar Andee… siapa yang ketinggalan nih??

Setelah istirahat sebentar dan mandi basah, malemnya mereka berkumpul di ruang tamu gabung bareng dengan teman-teman Andee lain yang juga tinggal di kost an itu. Mereka tertawa dan bercanda satu sama lain, rombongan PK kalau sudah bercanda memang suka begitu, kadang kata-kata yang keluar dianggap vulgar bagi sebagian temen kost Andee. Salah satu temen kost Andee, Slamet yang dari tadi diam akhirnya tak tahan dan bertanya kepada rombongan PK, “Wah, kalian ini beda banget sama rombongan yang dulu ya? Kalau dulu mereka juga seneng humor tapi kualitas humor kalian nggak jauh dari area selangkangan .”

Engkong Ragile yang paling dituakan menjawab, “Hahahahaha… santai ajalah kalo beda itu pasti, lha wong orangnya aja juga beda pasti isi kepala mereka juga beda-beda dong. Kalau humor kita dianggap vulgar tergantung juga bagaimana cara seseorang memandang dan menyikapinya. Sebenernya selalu ada pesan tersembunyi dari setiap humor yang kami sampaikan walaupun humor itu hanya sebatas area selangkangan. PK nggak pernah memikirkan kualitas, kita hanya berusaha menangkap ide-ide yang diinginkan orang dengan kenyataan yang ada di masyarakat Tapi, kita serahkan saja semua ke masyarakatlah. Toh masyarakat kita sudah pada pinter kok untuk menilai. Humor-humor kita hanyalah sebuah alternatif hiburan belaka, kalau memang dianggap vulgar, tidak mendidik atau tidak berkualitas ya.. masih banyak koq humor lain yang mungkin sesuai selera… hehehehe.”

“Ooo… jadi gitu, tapi sepertinya kalian ini komunitas yang eksklusif ya….?” kembali Slamet bertanya.

Herry yang dari tadi membetulkan isi kolor yang tidak bisa diam, karena dia duduk pas di depan Alia yang hanya mengenakan celana pendek sepaha menjawab. “…. walah planet kenthir nggak mengenal tatanan dan hierarki komunitas.. bro. Siapa ketua siapa anggota nggak ada, semuanya sama nggak ada senior dan yunior, kenthir tetaplah kenthir, buat kami yang penting persahabatan saling bahu membahu mengisi sempak dan kolor penuh dengan lendir. Disini kami menerima siapapun yang ingin bergabung dan yang pasti saling mengingatkan agar jangan sampai tergoda oleh sikap yang sempit dan eksklusif, menganggap diri dan kelompoknya yang paling benar, dan lainnya salah… “

Meskipun masih tidak puas dengan jawaban engkong dan herry, Slamet hanya diam. Karena hari sudah larut malam, mereka masuk ke kamar masing-masing untuk tidur. Dini hari jam 2 terjadi kegaduhan, seorang temen perempuan kost Andee, Maeroh berteriak histeris, semua bangun ingin melihat apa yang terjadi. Ternyata Maeroh kehilangan uang, dia menceritakan uang yang diletakkan di dalam laci sejumlah 100 won hilang. “Selama ini, saya nyimpan uang di laci aman-aman aja, nggak pernah hilang. Semenjak kalian datang uangku hilang” kata Maeroh.

Pernyataan singkat yang keluar dari mulut Maeroh ini membuat rombongan PK gerah, apalagi Herry yang suka masuk kamar orang tanpa ijin. Dia merasa tuduhan ini mengarah pada dirinya. Diapun kemudian meminta klarifikasi dari Maeroh, “Kami memang tinggal disini sejak tadi sore, tapi bukan berarti kami yang ngambil uang. Saya memang suka masuk kamar orang tanpa ijin, bukan berarti saya yang ngambil kan?”

“Kalo situ nggak merasa ngambil ya jangan sewot gitu, saya cuma bilang sebelum ada kalian, disini aman-aman aja. Nggak ada sesuatu yang hilang.” kata Maeroh.

“Iya kami tahu, pernyataan itu mengindikasikan bahwa kamilah yang menjadi biang hilangnya uang itu. Kami minta Maeroh tunjuk ke orangnya langsung siapa yang ngambil uang itu biar kita klarifikasi bersama,” Wepe juga menimpali.

“Gini ya, saya nggak usah tunjuk orangnya siapa. Yang merasa ngambil aja lah yang mesti tau diri. Uang itu hasil jerih payahku selama bertahun-tahun disini. Sekarang hilang… saya nggak tau mesti ngapain lagi.” Jawab Maeroh.

Rombongan PK yang lain pun merasa gundah dengan pernyataan Maeroh, “Jangan asal tuduh dong mbak, selain kami masih ada juga anggota lain yang tinggal disini. Kalau nggak ada bukti jangan sembarang nuduh orang…” Sanchai ikut nimbrung.

Merasa diserang dari berbagai penjuru, Maeroh menangis. Slamet yang melihat kejadian ini merasa kasihan, “Wooii jangan menyerang wanita gitu dong. Tapi ada benernya juga, memang selama ini kami aman-aman aja, nggak ada barang-barang hilang.. itu fakta dan semenjak kalian disini uang Maeroh hilang. Kalau kalian emang nggak merasa ngambil ya gak usah nyerang bertubi-tubi gitu…”

“Kami disini bukannya nyerang, kami ingin bukti nggak peduli perempuan atau laki. Kalau memang kami yang ngambil, silahkan geledah semua isi kamar dan kolor kami. Kalau memang diantara kami ada yang ngambil, kami siap dikenakan sanksi apapun…” kata Herry.

Hilangnya uang Maeroh menjadi trending topic di kost an Andee, karena merasa tidak enak akhirnya rombongan PK memilih pindah ke hotel. Bukannya tidak ingin bertanggung jawab, mereka ingin membuktikan bahwa mereka memang tidak mengambil uang Maeroh. 3 hari kemudian Herry mendapat berita dari Andee bahwa uang Slamet yang diletakkan di bawah bantal juga hilang.. nah lho??

Cerita diatas adalah hasil reportase liburan ke Korea selama seminggu, hanya fiktif belaka jangan dipercaya. Semoga ada manfaatnya, kalau nggak ada manfaatnya, ya dibuat aja bermanfaat biar penulisnya seneng…

Sebenernya ada gambar Wepe yang lagi berjemur di pantai, serem banget. Daripada dihapus admin, mending liat aja langsung ke Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun