Rombongan PK yang lain pun merasa gundah dengan pernyataan Maeroh, “Jangan asal tuduh dong mbak, selain kami masih ada juga anggota lain yang tinggal disini. Kalau nggak ada bukti jangan sembarang nuduh orang…” Sanchai ikut nimbrung.
Merasa diserang dari berbagai penjuru, Maeroh menangis. Slamet yang melihat kejadian ini merasa kasihan, “Wooii jangan menyerang wanita gitu dong. Tapi ada benernya juga, memang selama ini kami aman-aman aja, nggak ada barang-barang hilang.. itu fakta dan semenjak kalian disini uang Maeroh hilang. Kalau kalian emang nggak merasa ngambil ya gak usah nyerang bertubi-tubi gitu…”
“Kami disini bukannya nyerang, kami ingin bukti nggak peduli perempuan atau laki. Kalau memang kami yang ngambil, silahkan geledah semua isi kamar dan kolor kami. Kalau memang diantara kami ada yang ngambil, kami siap dikenakan sanksi apapun…” kata Herry.
Hilangnya uang Maeroh menjadi trending topic di kost an Andee, karena merasa tidak enak akhirnya rombongan PK memilih pindah ke hotel. Bukannya tidak ingin bertanggung jawab, mereka ingin membuktikan bahwa mereka memang tidak mengambil uang Maeroh. 3 hari kemudian Herry mendapat berita dari Andee bahwa uang Slamet yang diletakkan di bawah bantal juga hilang.. nah lho??
Cerita diatas adalah hasil reportase liburan ke Korea selama seminggu, hanya fiktif belaka jangan dipercaya. Semoga ada manfaatnya, kalau nggak ada manfaatnya, ya dibuat aja bermanfaat biar penulisnya seneng…
Sebenernya ada gambar Wepe yang lagi berjemur di pantai, serem banget. Daripada dihapus admin, mending liat aja langsung ke Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H