[Langsung saja dari bandara naik Damri ke Blok M. Lalu cari TranJ keÂ
tujuan X. Simpel.] Ada yang mencoba membantu menjawab.
[Yah, saya sudah lama nggak ke Jakarta, Jadi ingin menikmati moda-moda transportasi yang hanya ada di Jakarta.] kata saya, memelas.
[Maaf, Mas MJK, saya tidak dapat membantu. Semoga Allah mudahkan urusan Mas MJK. Aamiin.] Ada teman lain lafi yanb merespon.
'Loh, ini kan WAG, mantan pejabat. Mana ada yang naik moda transportasi umum?' Pikir saya.Â
Lalu, saya pindah ke WAG lainnya. Qadarullah, mendapat respon yang mirip. Secara garus besar, kalau ingin naik moda transportasi umum dari bandara ke tujuan X di Jakarta, bagus, naik Damri tujuan Blok M, lalu naik TranJ ke tujuan X.Â
[Coba naik TranJ dari Bandara, kayaknya sudah ada rute TranJ dari dan ke bandara sekarang. Tetapi mungkin harus mencari dulu stasiun TranJ di Bandara.]tiba-tiba muncul respon dari WAG yang anggotanya mantan pejabat.
[Rute TransJ dari dan keÂ
Bandara masih baru, mungkin agak susah mencari stasiunnnya. Bagus naik taxi saja dari Bandara ke X, kan X di wilayah Jakarta Barat, masih tidak begitu jauh dari Bandara Cengkareng.] ada yang memberikan info lain lagi di WAG mantan pejabat.
'Kalau naik taksi, bagi pangsiunan seperti saya sekarang ini mahal. Taksi kan termasuk transportasi privat. Beda dengan transportasi publik.' Pikir saya.
Kemudian saya mencoba melemparkan masalah yang saya hadapi ke WAG mantan aktivis.Â