Emosi, Kurang Akal Atau Cepat Lupa
Bagi seorang perempuan jika mendengar dikatakan lebih mengendapkan emosi dari pada akal, mungkin tidak begitu jadi masalah. Bisa jadi memang beberapa perempuan lebih cepat naik emosinya jika merasa tidak senang terhadap sesuatu, atau mungkin juga terganggu dengan sesuatu, misalnya tiba-tiba harga-harga kebutuhan bahan pokok naik.
Emosi memang lebih banyak melibatkan hati dari pada akal. Tetapi jika perempuan yang sering emosi dikatakan kurang akal, untuk mengganti kata tidak menggunakan akal, pasti akan banyak yang tersulut emosi.
Akal lebih cenderung mempengaruhi daya ingat. Nah, jika kurang akal, boleh jadi hampir sama dengan cepat lupa.
Tetapi apakah emosi itu lebih cenderung kurang akal atau cepat lupa, itu bukan suatu hal yang mudah untuk disimpulkan.
Sebagai contoh pada saat saya ingin berangkat ke Jakarta besuk pagi, maka istri saya langsung bereaksi,"apakah ke Jakartanya harus besok pagi!"
Melihat pertanyaan yang muncul seperti ada mengandung unsur emosi, lalu saya katakan kepada istri saya,"tidak harus besok pagi. Hari lain, juga bisa."
"Nah begitu, baru betul," kata istri saya,"kalau berangkat besok pagi, kan harga tiketnya mahal, karena belinya mendadak. Tapi, kalau bisa berangkat hari lain, kan dapat dicari tiket yang harganya murah." Lanjutnya.
"Boleh, nggak masalah." Kata saya.
"Ini dua hari lagi ada tiket yang harganya terpaut 400 ribu dari harga tiket besok." Tiba-tiba Si Sulung Ganteng menyambung pembicaraan.