Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrasi Wani Piro: Ancaman Koalisi Gemuk-Kurus?

24 Agustus 2023   17:27 Diperbarui: 24 Agustus 2023   17:35 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://republika.co.id/berita/n3n6nt/begini-muasal-terjadinya-politik-wani-piro

Demokrasi "Wani Piro", Ancaman Koalisi Gemuk atau Kurus?

Secara sederhana Koalisi Gemuk akan mampu memenagkan Pilpres 2024. Dua kali Pilpres sebelumnya sudah membuktikan bahwa Pilpres dimenangkan oleh Koalisi Gemuk. Kalau jumlah kursi di DPR mewakili suara rakyat sepenuhnya, maka Koalisi Gemuk merupakan cara yang paling efektif untuk memenangkan Pilpres.

Tetapi di lapangan sering hal itu tidak langsung berhubungan. Prosentase jumlah kursi di DPR dari partai politik yang tergabung dengan koalisi, bisa jadi hanya untuk memenuhi PT. Pada saat para pemilih masuk ke bilik suara, mereka mungkin saja tidak lagi mempertimbangkan ini Capres dari Koalisi Gemuk atau Kurus.
Pilpres 2014, menunjukkan Koalisi Ramping, kalau tidak ingin disebut Kurus, yang mencalonkan pasangan JokoWi-JK memenangkan Pilpres. Pasangan JokoWi-JK diusung oleh koalisi partai politik PDIP, PKB, Nasdem dan Hanura. Padahal suara gabungan PDIP 18,95%, PKB 9,04%, Nasdem 6,72%, dan Hanura 5,62%, yakni 39,97%.

Ada pun pasangan Prabowo-Hatta, yang justru diusung oleh Koalisi Gemuk. Gabungan suara dari pasangan Koalisi Gemuk Gerindra 11,81%, PAN 7,59%, PPP 6,53 %, PKS 6,79%, Golkar 14,75%, dan PBB 1,46%, mencapai 48,93%.

Itulah sebabnya,  Ketua DPP PDI Perjuangan atau PDIP Ahmad Basarah berani menyatakan kepada publik, bahwa PDIP mengaku tidak khawatir setelah empat partai politik (parpol) di parlemen mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal capres di Pilpres 2024.  Golkar, PAN bergabung dengan Gerindra dan PKB membentuk Koalisi Gemuk.

Tetapi harus diakui bahwa pada Pilpres 2019 Koalisi JokoWi Ma'ruf merupakan Koalisi Gemuk. Dari parpol  Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang terbentuk untuk mendukung presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin menguasai 60,69% atau 349 kursi di DPR. Partai-partai tersebut terdiri atas PDIP, Golkar, PKB, Nasdem dan PPP. Pasangan Koalisi Gemuk JokoWi-Ma'ruf telah memenangkan Pilpres 2019.

Dari hasil Pilpres dua kali sebelumnya, maka bukanlah Koalisi Gemuk atau Kurus, yang dapat memenangkan Pilpres. Karena pada Pilpres 2014 justru Koalisi Kurus, pemenang Pilpres. Ada pun Koalisi Gemuk baru mampu memenangkan Pilpres 2019.

Kalau begitu, apakah Koalisi Gemuk pada Pilpres 2024 dapat menjamin kemenangannya? Ataukah, justru Koalisi Kurus yang dapat menjadi Kuda Hitam Pilpres 2024?

Untuk itu, memang perlu ada perhatian khusus dalam pemenangan Pilpres. Apakah Koalisi Gemuk atau Kurus yang mampu memenangkan Pilpres, atau justru ada faktor lain, misal, siapa Capres Koalisinya. Pada dua pilpres sebelumnya, baik Koalisi Kurus mau pun Koalisi Gemuk yang mampu memenangkan Pilpres karena Capres dari koalisi tersebut.

Tetapi karena pada ke dua pilpres sebelumnya Capresnya Pak JokoWi, yang tidak dapat lagi mencalonkan diri, pada Pilpres 2024, kalau faktor yang menentukan pemenang Pilpres adalah Capres yang diajukan koalisi, maka pilihannya saat ini ada Prabowo dari Koalisi Gemuk, Anies Baswedan dari Koalisi Kurus dan Ganjar dari Koalisi PDIP.

Walau pun begitu, hasil pemungutan suara pada Pilpres terkadang di luar dari prakiraan gemuk atau kurusnya koalisi. Oleh karena itu bagi koalisi yang bukan saja kurus, tetapi bahkan yakin karena pede dengan partainya, tetap mempunyai harapan untuk menang.
Koalisi JokoWi pada Pilpres 2014, menang, walau pun berasal dari Koalisi Kurus. Tetapi ada catatan bahwa saat itu, Koalisi Kurus yang mengusung JokoWi, Koalisi Kurus yang bukan Petahana.

Sementara JokoWi pada Pilpres 2019. Menang, dengan Koalisi Gemuk. Tetapi juga ada catatan bahwa saat itu, Koalisi Gemuk yang mengusung JokoWi, Koalisi Petahana.

Dari data dan fakta tersebut, maka boleh dikatakan Koalisi Kurus dapat menang Pilpres, jika bukan dari Petahana.

Ada pun Koalisi Gemuk dapat memenangkan Pilpres, jika berasal dari Koalisi Petahana.

Hal itu juga boleh dibaca, pada petahana yang sukses menjalankan amanah rakyat, yang mampu menyakinkan rakyat untuk memimpin kembali bangsa dan negara ini, akan mampu mendorong terwujudnya Koalisi Gemuk. Koalisi Gemuk dengan Petahana mempunyai peluang besar memenangkan Pilpres. 

Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka peluang besar munculnya pemenang Pilpres justru dari Koalisi Kurus bukan Petahana.

Terapi di luar itu semua ada fenomena yanb sulit dibuktikan tetapi mungkin banyak yang membicarakannya, adalah munculnya praktek-praktek politik “transaksionsl”. Orang bahkan ada yang menyebut sebagai “Demokrasi Wani Piro”. 

Demokrasi “Wani Piro” ini dapat mengaburkan analis Koalisi Gemuk atau Kurus. Kalau Koalisi Gemuk atau Kurys dapat dianalisa berdasarkan perolehan kursi legislatif peserta koalisi, maka tidak demikian halnya dengan Demokrasi “Wani Piro”. 

Dus, Demokrasi “Wani Piro” justru dapat menjadi ancaman bagi Koalisi Gemuk atau Kurus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun