Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bertemunya Segitiga Langit dan Segitiga Bumi

6 Desember 2019   17:01 Diperbarui: 6 Desember 2019   17:03 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: guideku.com

sebelumnya

Bersatunya_Segitiga_Langit_dan_Bumi

Begitu Surat Perjanjian ditanda-tangani Prabu Duryudana di Sidang Paripurna, maka Patih Sengkuni kemudian meminta waktu untuk skorsing:

"Ananda Prabu Duryudana dan Prabu Kresna, saya mohon sidang paripurna diskors untuk sementara waktu. Saya akan berunding dengan Ananda Prabu Duryudana di ruang pribadi beliau."

Patih Sengkuni pun langsung menggandeng Prabu Duryudana  untuk dibawa ke ruang pribadi. Di dalam ruangan Patih Sengkuni memberikan informasi bahwa Prabu Duryudana tidak perlu takut berperang dengan Pandawa.

"Ada Segitiga kekuatan Kurawa yang tidak mungkin dikalahkan Pandawa.

Pertama ikat Maharesi Bhisma dengan janji akan membela Astina kalau diserang. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu menandingi kesaktian Maharesi Bhisma. Pandawa tidak akan menang melawan Maharesmi Bhisma.

Ke dua, Ananda Prabu Duryudana dapat menggunakan kan pengaruh Guru Durna. Guru Durna adalah guru Pandawa dan Kurawa. Pandawa tidak menang melawan Guru Durna. Bukan hanya itu, Pandawa tidak akan berani melawan Guru Durna, gurunya.

Ke tiga, Ananda Prabu Duryudana dapat mengandalkan kesaktian Adipati Karna. Adipati Karna mempunyai  kesaktian memanah lebih hebat dari Arjuna. Adipati Karna juga mempunyai baju yang tahan senjata, yang melekat dibadannya. Dengan Adipati Karna di pihak Kurawa. Pandawa tidak akan menang melawan Kurawa." jelas Sengkuni.

"Namun Ananda Prabu Duryudana harus merahasiakan strategi Segitiga Kekuasaan Langit Jagad Raya ini. " bisik Sengkuni.

"Betulkah, kata kata paman Sengkuni ini ?" tanya Prabu Duryudana sangsi.

"Ananda Segitiga Kekuasaan Langit Jagad Raya ini sudah menunggu untuk bergabung dengan Segitiga Kekuatan Bumi yang ada pada diri Prabu Duryudana." lanjut Sengkuni.

"Segitiga Kekuatan Bumi ? Apa pula itu, paman Sengkuni ?" tanya Duryudana.

"Kalau dua Segitiga Langit dan Bumi, ini bergabung, maka Ananda Prabu Duryudana akan menjadi makhluk yang tidak terkalahkan di muka bumi." seru Sengkuni.

"Pertama adalah nafsu Aluamah, Ananda Prabu. Nafsu yang Ananda Prabu Duryudana miliki, untuk mendapatkan segala sesuatu yang dapat memuaskan dahaga fisik, rasa lapar, rasa memiliki harta, tanah, seluruh wilayah kerajaan Astina dan Kerajaan Indraprasta milik Pandawa.

Kedua adalah nafsu Amarah Ananda Prabu Duryudana, karena Ananda Prabu sebagai anak Sulung dari 100 orang bersaudara, yang berlindung kepada Ananda Prabu, akan terganggu dengan adanya Pandawa yang hanya 5 orang. Kekuatan dan kebesaran tubuh Ananda Prabu Duryudana, seperti diremehkan oleh Pandawa.

Ketiga adalah nafsu Sufiah. Nafsu Sufiah yang mendorong Ananda Prabu Duryudana menjadi Raja Gung Binatara, Pemimpin Termasyhur di seluruh pelosok negeri, akan tercemar dengan memenuhi permintaan Pandawa seluruh Kerajaan Astina yang sudah diberikan, karena kalah main dadu, apalagi separuh belah semangka Kerajaan Astina." jelas Sengkuni.

Mendengar alasan Sengkuni itu, Prabu Duryudana menjadi yakin akan menang perang dengan Pandawa.

"Mari kita jumpai Prabu Kresna Utusan Terakhir Pandawa itu di ruang Sidang Paripurna, paman Sengkuni." kata Duryudana.

Sengkuni pun mengantar Duryudana, agak jauh di belakang. Sengkuni berjalan pelan sambil bersiul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun