Nafsu Sufiah membuat Duryudana dikelilingi Segitiga Langit Maharesi Bhisma, Guru Dorna dan Adipati Karna." sergah Sengkuni.
"Paman Sengkuni, Segitiga Bumi yang mempengaruhi Duryudana telah membuatnya shummun bukmun umyun yang mendorong kegelapan melingkupi Duryudana.
Nafsu Sufiah keinginan Duryudana berada pada posisi tinggi, dengan Segitiga Langit, telah membuat Duryudana tuli. Tidak mau mendengar saran apalagi kritik dari pihak sebelah.
Nafsu aluamah yang cenderung membuat Duryudana kenyang dengan wilayah yang semakin besar, jalan yang semakin panjang, membuat Duryudana bisu. Tidak mampu lagi berbicara banyak, karena yang dilakukan jauh dari janji janji yang diucapkan.
Â
Nafsu amarah mendorong Duryudana ingin selalu berkuasa sehingga buta, tidak mau melihat kebenaran yang terjadi di masyarakat, apalagi kalau yang memviralkan pihak sebelah." tegas Sri Kresna.
"Dalam kondisi gelap, ketiga warna merah, hitam dan kuning, api, angin dan air yang melambangkan nafsu amarah, nafsu aluamah dan nafsu sufiah harus ditundukkan dengan mendorong dominannya nafsu muthmainah.
Sebagaimana tanah, mau dicangkul, mau ditanami, bahkan kesadaran terakhir bahwa kita akan kembali ke tanah, sebelum menuju alam akherat, dapat mendorong dominannya warna putih dan tumbuhnya nafsu muthmainah pada setiap diri manusia.
Itulah yang dilakukan Bima pada saat menemukan Air Suci Perwitasari.
Dinding dinding Segitiga Bumi itu harus diruntuhkan dengan nafsu muthmainnah, sebagaimana telah diwariskan Sunan Kalijaga pada jaman keemasannya, yang ditandai dengan Bima Suci." jelas Sri Kresna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H