Menangis Bahagia
Menangis biasanya menunjukkan kesedihan. Jika kehilangan sesuatu, atau tidak tercapainya suatu keinginan, bahkan karena melihat kedhloliman semena-mena, tanpa dapat berbuat sesuatu, dapat membuat kita menangis.
Beda dengan rasa bahagia. Bahagia bahkan dapat muncul dilihat dari senyuman. Apalagi tawa, tentu dengan mudah kita dapat mengetahui kalau itu pertanda kita bahagia. Senyum canda tawa menjadi salah satu yang bentuk ekspresi bahagia. Tentu saja bukan pura pura bahagia.
Walaupun begitu, bahagia dapat juga muncul karena pelukan. Rasa kerinduan yang sangat pada seseorang, Â namun kemudian tiba tiba, yang dirindukan muncul di depan mata, dapat mendorong seseorang untuk memeluk.
Pelukan itu terjadi karena dorongan jiwa, untuk menunjukkan rasa bahagia yang amat dalam yang tersimpan dalam dada. Bahkan tidak jarang kemudian diikuti dengan tetesan air mata. Menangis Bahagia.
Istri saya menangis ketika harus meninggalkan Ka'bah dan tidak boleh kembali lagi, pada tawaf wada. Tawaf Wada merupakan tawaf perpisahan pada ibadah haji. Tak lupa dia berdoa untuk dapat melihat Ka'bah kembali. Alhamdulillah, doanya dikabulkan Allah, sepuluh tahun kemudian. Menangis Bahagia.
Namun bagaimana perasaan anda, jika ada orang yang mampu membuat banyak orang menangis?
Begitu banyak mata memanas hari itu, perasaan tegang, menahan air mata yang mengembang di banyak pelupuk mata. Banyak mata berkaca kaca pada saat itu. Namun mereka sabar menunggu.
Anak anak mereka ikut menjadi saksi. Orang tua mereka ikut menemani. Sanak saudara mereka mengikuti. Banyak pasangan suami istri menanti janji. Bahkan ada pasangan tuna netra yang duduk dengan setia, tidak akan pernah mereka membayangkan akan hal ini akan terjadi pada mereka.
Tanpa terasa pipi saya basah, setelah ke dua pelupuk mata memanas, air mata saya pun meleleh menuliskan ini.
Mereka menunggu kedatangan Anies, Gubernur Samawa. Dengan tawadhu, mereka menunggu akad kredit Rumah DP Nol. Program Samawa (Solusi Rumah Warga) Anies direalisasikan untuk pasangan yang sudah berkeluarga. Tentu hal itu diharapkan dapat membantu mendorong terciptanya keluarga Samawa (Sakinah, Mawaddah, Warahmah). Insya Allah Aamiin. Â
Anies Gubernur Islam Surplus itu, Gubernur yang mendorong partisipasi politik umat Islam dengan memberikan ijin pada aksi damai umat Islam 212 di Monas. Monas yang sebelum Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta tidak boleh digunakan untuk kegiatan masyarakat menyampaikan aspirasi politiknya, telah menjadi saksi sejarah, dinamika Islam Surplus di Indonesia, bahkan Dunia.Â