Momen momen penting di negeri ini mulai menanjak menjelang Oktober. Getaran momen temu MRT berlanjut bagai megathrust yang diperkirakan akan menjadi potensi kekuatan luar biasa munculnya kekuatan baru.Â
Bagaimana tidak, perhelatan pesta demokrasi yang begitu gemuruh, tiba-tiba mencapai anti klimaks dengan terjadinya momen temu MRT.Â
Tenaga tenaga yang masih berserakan bagai puzle-puzle yang tadinya terpolarisasi pada dua kekuatan besar, tiba-tiba saja menguncup pada satu titik tumpu rekonsiliasi.Â
Dapat dipastikan puzle-puzle itu tidak akan mudah redup, apalagi tidak bergerak. Dinamika puzle puzle yang akan mendominasi dan tersingkir, dapat saja menjadi getaran-getaran sebagai efek dari megathrust politik nasional yang begitu dinamis.
Munculnya Pangeran BG dalam momen penting Temu MRT dan politik Nasi Goreng, boleh jadi menandai era baru dominasi kekuatan baru dalam dinamika politik nasional.Â
Sementara para elit lain masih mencoba menata diri dalam mengantisipasi gelombang ancaman dan peluang yang mungkin tercipta, berbagai peristiwa dan informasi silih berganti mewarnai geliat ekonomi dan politik di negeri ini.Â
Munculnya polarisasi Gondangdia dan Teuku Umar, yang secara terang benderang nampak di permukaan, namun gelap informasi tentang sesungguhnya yang terjadi. Bahkan boleh jadi hal itu akan berlanjut untuk mencari keseimbangan baru, bagai dunia misteri gunung merapi.Â
Namun bagai megathrust yang berpotensi menggoyang keseimbangan keamanan dan kenyamanan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung, tentu saja berdampak terhadap munculnya getaran-getaran tenaga dari puzle puzle yang teralienasi.Â
Musibah pada rekening Bank mandiri, gempa 7,4 SR di Pandeglang, black out listrik sehari sebelum kegiatan Ijtima Ulama IV, bahkan mungkin sampai acara Kongres PDIP di Bali, seolah merupakan rangkaian peristiwa politik yang terang benderang dapat diikuti, tapi gelap informasi mengenai sistuasi dan kondisi sesungguhnya yang terjadi.Â