Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesempatan, Izin, dan Ridho

1 Juli 2019   04:29 Diperbarui: 1 Juli 2019   04:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesempatan_Izin_Ridhlo

Ada orang menyebutnya izin, bahkan ridhlo. Namun sesungguhnya adalah kesempatan. Memang agak sulit membedakan izin dengan ridhlo, maka sebetulnya kesempatan dapat menjadi kata yang terbuka dan dapat bermakna lebih mengena dari pada izin, atau bahkan ridhlo. Namun jika ingin menggunakan kata izin dan ridhlo pun secara umum boleh juga untuk memaknai bahwa kata izin dan ridhlo itu berbeda.

Izin dalam hal ini lebih diberikan arti kepada tidak menghalangi, walau pun dapat saja itu berupa hal yang dilarang atau terlarang atau tanpa menganggap perlu, atau bahkan tidak mengikuti perintah, yang juga ditujukan untuk arti memberi kesempatan. Sementara ridhlo lebih kepada arti menyetujui, karena menjalankan perintah. Namun ridhlo juga berhubungan dengan kesempatan.

Sebagai gambaran umum, setiap orang dizinkan makan dan minum. Namun ada orang yang makan dan minum yang dilarang dan tidak terjadi suatu hal kepadanya. Hal ini boleh didekati dengan izin, atau lebih tepatnya diberi kesempatan.

Sementara, orang yang makan dan minum mengikuti perintah dan menjauhi makan dan minum yang dilarang, dapat berharap mendapat ridhlo, atau persetujuan, yang dalam hal ini juga berhubungan dengan kesempatan.

Dalam hal ini, maka izin dan ridhlo dapat dikategorikan sebagai suatu hal yang berbeda.

Lebih jauh adalah jiika banyak orang yang tidak menjalankan perintah bahkan bisa saja menjalankan larangan, namun justru menjadi orang yang hebat, berpengaruh, terkenal, bahkan mungkin berkuasa, maka hal ini dapat dikategorikan dengan izin. Bukan ridhlo.

Mengapa Trump berhasil menjadi presiden AS. Itu lebih karena izin, bukan ridhlo.    

Mengapa Trump yang anti Islam dapat menjadi pemimpin dunia, padahal dunia ini milik Allah ?

Karena Allah mempunyai sifat Ar Rahman.

Allah Maha Pengasih.

Allah memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk berusaha untuk mendapatkan keinginannya. Bahkan jika orang tersebut bukan hanya tidak percaya kepada Allah.

Itu lah kesempatan yang diberikan Allah sebagai bentuk Maha Pengasihnya kepada seluruh umat manusia, sebagai ciptaan Allah, tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Namun Allah juga Maha Penyayang.

Di sisi inilah, sayang Allah diberikan kepada umat yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Namun bentuk sayang Allah kepada umatnya, bukan selalu berupa ridhlo terhadap permintaan yang diberikan.

Allah akan memberi ridhlo Allah sebagai hak prerogratif.

Manusialah yang harus selalu berusaha mendekatkan diri dan mencari ridhlo Allah. Apakah seseorang berhasil mendapatkan ridhlo Allah, hal tersebut biasanya akan tercermin dari perubahan sikap dalam hidupnya. Dari yang belum berusaha sekuat tenaga mendekatkan diri kepada Allah sebagai illahi Robbi menjadi semakin berusaha kuat untuk bersandar kepada Ar Rahim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun