Pemilu yang pilu. Gara-gara pemilu banyak petugas Pemilu yang meninggal dunia. KPU bahkan memberi keterangan bahwa petugas yang meninggal karena mengalami kelelahan. Sebelumnya kita juga disodori berita, bahwa terjadinya kesalahan entry pada beberapa TPS di Situng KPU, merupakan human error. Hal itu juga dapat terjadi karena para petugas entry mengalami kelelahan. Wiranto sebagai MenkoPolhukam bahkan sampai minta para petugas KPU mendapat penghargaan. Â
Namun tidak ada keterangan yang rinci, mengapa banyak petugas KPPS itu meninggal. Berapa usia mereka ? Apakah dalam bertugas mendapat fasilitas yang cukup ? Apakah mereka diseleksi kesehatannya pada saat rekruitmen ? Apakah mereka mendapat  waktu istirahat yang cukup layaknya tenaga kerja ? Apakah mereka mendapat jam lembur ? Apakah diberlakukan sistem lembur ? Apakah mereka meninggal di saat bekerja ? Tentu banyak yang dapat dijadikan pertanyaan ?
Terkadang kita lupa bahwa hidup dan mati itu misteri illahi. Jalan yang pasti ditempuh, namun tidak seorang pun mengetahui. Kalau mereka meninggal dan pada saat bertugas berniat beramal karena mencari ridhlo Allah semata, kita harus acungkan jempol. Semoga husnul khotimah. Insya Allah sebagai pejuang demokrasi, mereka layak menjadi syuhada. Namun apakah kita dapat memastikan mereka semua meninggal karena hal itu ? Itu misteri Illahi.
Apakah karena telah banyak korban pada petugas KPPS, lalu kita harus diam, jika terjadi salah entry lagi dan lagi. Apakah kita harus menghargai kerja human error. Tentu saja tidak.Â
Bagi yang menjadi syuhada, surga jaminanya. Bahkan kita saja belum tentu dapat meraihnya.
Bagi yang human error harus mempertanggung-jawabkan kerjanya, karena ini kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Tidak akan sama bagi yang menjadi syuhada dengan yang sering mengalami human error.Â
Orang meninggal itu misteri Illahi, bukan karena dibully.Â
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Semoga alm almh husnul khotimah.