Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lawan Berat Pak Jokowi Bukan Pak Prabowo?

28 Februari 2019   06:37 Diperbarui: 28 Februari 2019   07:39 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://news.detik.com/berita/4277236/mardani-2019-ganti-presiden-jihad-jempol-dampaknya-luar-biasa

Nasib di depan tidak pernah ada yang tahu. Itu berlaku bagi siapa saja, tentu termasuk saya bahkan juga untuk Big Bos di kantor. Kalau pada saat saya berusaha mutasi tapi gagal dan Big Bos tidak terkena mutasi, tentu saja Big Bos akan semakin tinggi posisinya terhadap saya, sementara saya dapat dikatakan terkurung. Walau pun begitu saya tidak ingin terjepit yang walau pun terkadang bahkan dapat terangkat. 

Apalagi kalau saya harus terkurung. Namun karena posisi saya jauh lebih lemah secara kewenangan dibandingkan Big Bos, tentu saja saya dapat berada posisi terkurung. Namun seperi halnya pepatah Minang, kalau saya terpaksa harus terkurung, harus berusaha Terkurung di Luar.

Kalau pun saya boleh merasa gede rasa, Bos di ruangan saya kelihatannya tidak ingin saya dimutasi dari kursi jabatan saya. Hal ini dapat terjadi karena hasil koordinasi yang intensif saya lakukan dengan Pusat. 

Bahkan tidak segan-segan sering nara sumber dari Pusat, memberikan gambaran mengenai sering terjadinya mutasi pada pejabat pemda, sehingga sulit untuk mengadakan koordinasi.     

Tanpa disadari banyak pihak saya lebih sering diminta untuk mengarrange suatu acara dan tentu harus duduk di panggung. Walau pun Bos di ruangan saya duduk di barisan paling depan, bersama dengan pejabat pejabat dari daerah lain dan staf staf. 

Sehingga kalau nara sumber dari Pusat menyayangkan seringnya terjadi mutasi, apalagi seperti saya, dijadikan contoh, kalau saya dimutasi, hal itu akan membuat sulit koordinasi Pusat dengan Daerah. Bisa jadi Bos di ruangan saya mencatat hal itu.

Pada suatu saat saya gagal mutasi, namun di saat lain, justru Big Bos yang terkena mutasi. 

Nah berita Big Bos terkena mutasi itu, membuat salah seorang yang sering mendapat intruksi bertubi-tubi, seolah dipersepsikan Big Bos, dia bersuka cita. Ada kawan yang walau pun baru saja beliau menjalani operasi bedah jantung, ketika kami menjenguk ke rumahnya, beliau sudah mendapat instruksi dari Big Bos. 

Pada hari mutasi Big Bos itu terjadi, kawan tersebut bersama staf staf yang pada umumnya berasal dari berbagai instansi, mengadakan acara makan siang. Kebetulan pada saat mereka sedang makan siang ramai ramai itu, Big Bos tahu dan langsung menuju ruangan teman saya yang sedang "syukuran" itu. Kontan Big Bos marah besar dan mengatakan kalau kalian senang ya saya dimutasi!

Berita itu pun langsung tersebar luas di kantor. Bahkan pada saat pelaksanaan perpisahan, yang dihadiri oleh seluruh staf dan Bos Bos di kantor itu, Big Bos menanyakan langsung kepada teman saya yang mengadakan "syukuran" itu. 

Apakah betul saudara syukuran ketika tahu saya dimutasi, tanya Big Bos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun