Kalau melihat  pandangan Bang Boyke Abdillah mau pun Revaputra Sugito, sekali lagi kita disajikan suatu hasil yang berbeda. Bang Boyke Abdillah percaya hasil survey, sedang Revaputra percaya pada hasil "pooling".Â
Namun satu hal yang mungkin perlu disadari oleh ke dua pandangan itu adalah para pemilih kemungkinan besar mayoritas tidak atau belum lulus SD, kalau tidak boleh dikatakan berpendidikan rendah. Baik hasil survey mau pun hasil Pilpres akan sangat tergantung dengan besarnya golongan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ini.Â
Hal tersebut mungkin dapat menjadi perhatian, mengapa hasil "pooling" sering memenangkan paslon 02. "Pooling" boleh dikatakan merupakan kegiatan dari kaum yang akrab dengan dumay.Â
Di dumay, arus informasi berkembang tanpa batas, namun hanya dapat diakses oleh kaum yang berpendidikan. Kelompok kaum dumay ini jumlahnya masih jauh dibandingkan dengan kelompok lainnya.Â
Hal tersebut membuat hasil survey dapat dianggap benar karena pangsa pasarnya, begitu juga hasil "pooling" juga dapat dianggap benar karena mempunyai pangsa pasar berbeda.Â
Bagaimana mensikapi perbedaan hasil survey dengan hasil "pooling" itu ?
Memang dapat terjadi hasil survey tidak sesuai dengan hasil pilkada. Pilkada DKI bahkan dianggap sebagai pilkada yang menjungkir balikkan hasil survey. Hasil pilkada terakhir di beberapa tempat juga terdapat beberapa paslon yang hasilnya sangat jauh dari survey. Namun pandangan Bang Boyke Abdillah dapat menjadi sinyal bahwa paslon 01 masih berpeluang untuk menang.Â
Paslon 01 dapat fokus menggarap dukungan yang terjangkau lembaga survey, untuk dapat memperoleh keuntungan hasil pada Pilpres. Ada pun bagi paslon 02, hasil "pooling" yang sering memenangkan paslon 02 dapat dijadikan modal untuk mendekati kelompok yang tidak terjangkau oleh "pooling".Â
Kalau saja masing-masing paslon dapat berkompetisi secara sehat, maka pesta demokrasi ini akan menjadi tonggak sejarah bagi bangsa ini, paslon mana pun pemenangnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H