Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Survey dan Polling Pilpres, Mana yang Benar?

28 Januari 2019   08:27 Diperbarui: 28 Januari 2019   08:46 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan pesta demokrasi itu, tinggal kurang dari 100 hari. Kompetisi berlangsung semakin seru bukan hanya di dunia maya namun juga di dunia nyata. Survey pun sudah mulai dilakukan, dan hasilnya sudah mulai bermunculan. Dari hasil survey dapat diketahui bahwa sebagian besar paslon 01 lebih unggul dari paslon 02. 

Di samping survey juga muncul "pooling" di dumay. Pada umumnya hasil "pooling" lebih sering memenangkan  paslon 02 dari pada 01. Mengapa hasil survey dan "pooling" dapat berbeda jauh?  Manakah yang benar antara hasil survey dan "pooling" ? Bagaimana mensikapi hasil survey dan "pooling" tersebut ?

Satu hal yang pasti, bagi yang mempercayai hasil survey dibandingkan hasil "pooling" adalah metode. Survey dianggap menggunakan metode yang lebih ilmiah dibandingkan dengan "pooling". 

Terlepas dari munculnya persepsi bahwa hasil survey sering tidak sama dengan hasil pilkada, namun survey dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk memutuskan langkah langkah yang harus diambil. 

Namun mengapa hasil survey dapat berbeda jauh dari hasil "pooling". Hasil "pooling" yang lebih sering memunculkan fenomena kemenangan paslon 02, dapat menjadi indikator bahwa ada bagian masyarakat yang ingin menyatakan beda dengan hasil survey. 

Boleh dikatakan hasil "pooling" dapat diasumsikan sebagai pandangan kaum dumay. Hanya kaum dumay yang mengikuti arus informasi yang dapat mengikuti "pooling".  

Lalu, mana yang benar antara hasil survey dengan hasil "pooling" ? 

Kalau meminjam pandangan Bang Boyke Abdillah, maka hasil survey dapat dianggap lebih benar dari pada hasil "pooling". Hasil Pilkada DKI yang dianggap berbeda dari hasil survey, yang menyatakan Ahok menang ternyata tidak terjadi.  Namun menurut Bang Boyke Abdillah, kekalahan Ahok pada Pilkada DKI bukan karena hasil survey yang tidak benar. 

Toh sebetulnya Ahok menang di putaran pertama. Jika tidak ada peraturan khusus bagi Pilkada DKI, maka Ahok memang menang. Bahkan hasil survey di berbagai Pilkada serentak terakhir, walau pun sangat jauh dari sangat jauh untuk beberapa paslon, tetapi pemenang Pilkada serentak tetap sesuai dengan hasil survey. Jadi boleh saja "pooling" memenangkan paslon 02. Namun pemenang hasil survey tetap paslon 01. 

Tentu kesimpulan tersebut tidak diamini oleh semua orang, apalagi di dumay. 

Adalah Revaputra Sugito yang baru saja muncul lagi, meramaikan K. Reva sangat percaya bahwa hasil "pooling" yang memenangkan paslon 02, akan semakin marak di dumay. Reva yang menganggap pernah meramalkan Ahok kalah, juga menganggap paslon 02 akan menang. Hasil hasil "pooling" yang begitu banyak memenangkan paslon 02 dianggap akan menjadi salah satu satu kecenderungan akan menangnya paslon 02. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun