Andai Ku Tahu
"Rara, bagaimana kalau kita jalan jalan ke Bandung ?" tanya Yudi.
"Ada apa di Bandung memang Bang ?" tanya Rara.
"Bang Yudi ingin mengunjungi Tante Adelia ..." jawab Yudi pelan.
"Tante Adelia atau Syala ?" selidik Rara.
"Syala kan di Jepang, Rara ..." seru Yudi.
"Baiklah Bang. Bagaimana Setia, anak kita ?" tanya Rara.
"Biarlah dia tetap bersiap menunggu panggilan dari Jepang itu. Nanti kalau kita ajak Setia ke Bandung, jika tiba-tiba ada panggilan berangkat, justru dapat membuat dia terganggu." kata Yudi.
Yudi dan Rara janjian dengan Tante Adelia untuk bertemu di Trans 7 Bandung. Tante Adelia datang bersama Ikmal dan seorang perempuan yang nampak sabar. Tante Adelia mengenalkan Madis, nama perempuan yang nampak sabar itu, Â kepada Yudi dan Rara. Sebetulnya Yudi terkejut, ketika berjumpa dengan Ikmal, lelaki gagah, yang pernah dikenalkan Syala, ketika mereka jumpa di Thailand. Yudi berpikir, Ikmal, lelaki gagah itu adalah suami Syala. Namun mengapa sekarang Ikmal bersama Tante Adelia dan Madis, perempuan sabar itu. Apakah Syala juga sedang di Bandung, pikir Yudi.
Namun belum sempat mereka memesan menu yang akan mereka santap, sambil ngobrol, tiba-tiba Ikmal mau meninggalkan tempat itu. Madis dengan cepat mengikuti Ikmal. Tante Adelia hanya dapat menghela nafas, melihat hal itu. Namun kemudian Tante Adelia dengan perlahan pun bicara:
"Yudi dan Rara. Tante Adelia akan cerita suatu rahasia tentang Syala. Namun kalian harus berjanji, tidak boleh terpengaruh kepada cerita Tante Adelia. Bagaimana, kalian setuju ? tanya Tante Adelia.
"Insya Allah, Tante Adelia." jawab Yudi dan Rara, hampir secara bersamaan.
"Syala memang diminta ayahnya untuk kuliah di Fakultas Kedokteran karena ada sebabnya." seru Tante Adelia.
"Maksud Tante Adelia ?" tanya Yudi.
"Ayah Syala, ingin Syala menjadi dokter supaya dapat merawat Ikmal." lanjut Tante Adelia.
"Maksud Tante Adelia ?" tanya Yudi semakin bingung.
"Ikmal adalah adik Syala, merupakan anak autis. Jika Syala menjadi dokter, harapan ayah Syala, Syala dapat merawat Ikmal.
Namun Syala berniat kuliah di Fakultas Psikologi. Syala berharap suatu saat dapat membantu merawat Yudi dengan cara lain. Ternyata harapan Syala terkabul. Setelah Syala lulus menjadi Psikolog, Syala langsung diterima bekerja di perusahaan Jepang. Dengan kelebihan penghasilan Syala, Syala dapat memberikan yang terbaik untuk Ikmal. Madis adalah pengasuh Ikmal. Walau pun Ikmal lebih patuh kepada Tante Adelia." jelas Tante Adelia.
"Pantas hampir di semua Fakultas Kedokteran yang Yudi cari, Yudi tidak pernah dapat menemukan Syala." seru Yudi.
"Syala juga tidak ingin menemui Yudi, karena Ikmal. Syala khawatir Yudi tidak mau menerima Ikmal. Apalagi Yudi sering lembur di kantor. Syala juga tahu, kalau Yudi sering mencari informasi tentang Syala. Tetapi Yudi pasti tidak akan pernah menemukan Syala karena data yang tertulis di fakultas adalah Sophie.Â
Bahkan suatu hari Tante Adelia pernah hampir kepergok dengan Yudi, ketika Tante Adelia dengan Ikmal sedang menunggu dijemput Syala." kata Tante Adelia.
"Masya Allah." seru Yudi menutup muka dengan ke dua tangannya. Yudi ingat kejadian itu. Yudi seperti pernah melihat wajah Tante Adelia. Wajah Tante Adelia mengingatkan Yudi kepada Syala, sehingga Yudi berlari mengejar Tante Adelia waktu itu.Â
Berkali-kali Yudi istighfar. Rara dan Tante Adelia tidak berani mengganggu. Yudi nampaknya terlalu terpukul mendengar cerita Tante Adelia. Melihat hal itu, Tante Adelia memberi kode kepada Rara, untuk meninggalkan tempat itu.Â
Yudi baru sadar ketika Rara mengelus-elus rambutnya.Â
"Sudah Bang, sudah. Bang Yudi harus kuat." bisik Rara sambil mengecup kening Yudi.
Malam itu Yudi dan Rara menuju hotel dengan menggunakan taksi online. Dalam perjalanan pengemudi taksi memutar sebuah lagu Ungu.Â
"Untuk Duka Palu, pak." kata pengemudi taksi.
Yudi diam membisu.Â
"Lanjut, pak." jawab Rara.
Andai ku tahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon Tuhan tolong panjangkan umurku
Andai ku tahu
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon Tuhan jangan Kau ambil nyawaku
Aku takut akan semua dosa dosaku
Aku takut dosa yang terus membayangiku
Andai ku tahu
Malaikat-Mu kan menjemputku
Izinkan aku mengucap kata taubat pada-Mu
Aku takut akan semua dosa dosaku
Aku takut dosa yg terus membayangiku
Ampuni aku dari segala dosa dosaku
Ampuni aku menangis ku bertaubat padamu
Aku manusia yang takut neraka
Namun aku juga tak pantas disurga
Andai ku tahu
Kapan tiba ajalku
Izinkan aku mengucap kata taubat pada-Mu
Aku takut akan semua dosa dosaku
Aku takut dosa yg terus membayangiku
Ampuni aku dari segala dosa dosaku
Ampuni aku menangis ku bertaubat padamu
"Andai ku tahu ...." lirih Yudi tiba tiba ikut bersenandung.
Rara hanya tersenyum mendengar tindakan Yudi. Dipegangnya tangan Yudi lalu diremas-remas, sambil membisikan sesuatu ke telinga Yudi:
"Jangan berandai andai Bang. Nanti bisa masuk setan ...."Â
"Andai ku tahu ...." desis Yudi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H