MU Bangkit Madrid Kejepit
Duo klub besar duo M, MU dan Madrid mengalami pasang naik dan pasang surut yang luar biasa musim ini. MU yang dari sejak awal musim sudah diributkan dengan Mou manajer MU yang memang suka ribut, sedang Madrid dari awal musim sudah tampil kurang mempesona sejak Lopetegui menjadi suksesor Zidane menjadi manajer Madrid.Â
MU mengalami prestasi yang merosot dan posisi Mou menjadi manajer MU mulai disorot. Madrid masih mampu meraih hasil ok, tapi tidak diunggulkan menjadi juara Liga Champions, ada apa ? MU dihajar habis-habisan di media, sampai keteteran, Madrid dapat peringatan keras dari Zidane. Namun MU perlahan masih mampu bangkit, sedang Madrid terakhir justru kejepit.
MU bangkit sejak kemenangan MU menjamu New Castel. MU seakan bangkit dari kubur, pada babak ke dua. Hal itu juga berlajut ketika MU menjalani laga tandang ke Stamford Brigde. Kebangkitan MU dari kubur di babak ke dua, bahkan sempat akan mengisyaratkan kemenangan MU atas Chelsea.Â
MU unggul 1-2 atas tuan rumah Chelsea di babak ke dua, sampai waktu resmi laga habis, padahal MU ketinggalan dari tuan rumah Chelsea 1-0 pada babak pertama. Namun bangkitnya MU dari kubur di Stamford Brigde gagal memperoleh kemenangan, karena tendangan Barkley, pemain Chelsea yang masuk sebagai pemain pengganti, di masa injury time.
Kebangkitan MU juga masih nampak pada saat MU kalah saat menjamu Juventus, pada matchday3 Liga Champions musim ini. Kekalahan tipis, dan usaha MU bangkit dari kubur di babak ke dua, memang tidak mampu menembus pertahanan solid Juventus.Â
Walau pun MU kalah dari Juventus, namun masih mampu menempel Juventus di posisi dua klasemen sementara group. Hasil itu kalau berlanjut, masih membuka peluang MU untuk lolos ke babak enam belas besar Liga Champions.
MU kembali bangkit ketika MU harus berhadapan dengan Everton. MU unggul 2-1 saat menjamu Everton di Liga Primer Inggris. Kemenangan MU ini membuat MU masuk ke dalam 10 besar klasemen sementara Liga Primer Inggris.Â
MU juga boleh berbangga, karena MU termasuk salah satu klub yang mampu melesakkan 100 gol ke gawang Everton. Klub lain yang mampu membuat 100 gol ke gawang Everton hanya Arsenal. Namun kemenangan MU atas Everton lebih ditandai sebagi kebangkitan MU.
Beda halnya dengan Madrid. Madrid sering mengalami kekalahan yang menyesakkan dada. Peringatan keras Zidane atas Madrid, tidak menjadikan Lopetegui pelajaran. Madrid tidak boleh kalah, begitu kata Zidane. Namun Madrid sering kalah saat Lopetegui menjadi suksesor Zidane.Â
Kekalahan berat Madrid adalah saat Madrid digasak 5-1 di Camp Nou, kandang Barca, pada laga El Classico. Posisi Lopetegyi jelas terancam dengan kalahnya Madrid dari Barca pada laga El Classico ini. Jika dari awal musim Lopetegui mengejutkan karena meninggalkan posisi sebagai manajer Timnas Spanyol sehari menjelang Piala Dunia 2018 di Rusia, maka kini Lopetegui kembali mengejutkan, setelah Madrid mengalami kekalahan telak dari Barca. Madrid dalam posisi kejepit.
Gonjang ganjing soal posisi Mou di MU sepertinya berakhir, sementara posisi Lopetegui justru terancam. MU masih selalu bimbang dan ragu terhadap Mou. Madrid tidak pernah ragu, terhadap ancamannya kepada Lopetegui.Â
Tidak kurang bahkan sempat nama Mou beredar untuk diminta kembali ke Madrid, namun info yang paling keras mungkin justru Conte. Akan menjadi suatu hal yang menarik, kalau Conte menjadi suksesor Lopetegui. Conte akan dibandingkan dengan Mou seperti halnya ketika Conte menjadi manajer Chelsea. Bagaimana Conte ?
Namun di luar spekulasi yang berkembang baik atas Mou di MU maupun Lopetegui di Madrid, harus diakui bahwa MU boleh dikatakan mulai bangkit., namun sebaliknya yang dialami Madrid. MU bangkit Madrid kejepit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H