Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca Ramalan Joyoboyo (2)

21 Oktober 2018   21:21 Diperbarui: 21 Oktober 2018   21:33 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: divertone.com

Bukan itu saja kemajuan TI, juga membuat semakin mudah dan cepat orang dapat mengetahui bagian bumi yang lain. Kalau dulu orang harus menunggu berita ulasan olah raga Piala Dunia di Buenos Aries, ketika Argentina menjadi tuan rumah Piala Dunia, satu atau bahkan dua hari. Saat ini bukan hanya berita tetapi orang bahkan dapat menonton langsung pertunjukkan sepakbola di belahan bumi yang lain, secara langsung. Bumi semakin lama semakin mengecil, bahkan sudah dapat pula dalam genggaman layar smartphone

Sekilan bumi dipajeki

Setiap jengkal tanah terkena pajak. Tanah yang kita gunakan sebagai bangunan rumah dan pekarangan terkena Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan pada kehidupan. Pajak bahkan sudah menjadi penerimaan paling besar untuk membiayai pembangunan. 

Hal itu sesungguhnya harus menajdi kesadaran bersama bahwa bukan saatnya lagi Pemerintah bertindak sebagai penguasa. Pemerintah harus bertransformasi dari penguasa rakyat menjadi pelayan rakyat. Karena dominasi kontribusi anggaran belanja negara sudah berasal dari rakyat, bukan lagi dari SDA. Ketika rakyat hidup dipajaki, maka sudah sepantasnya pemerintah berjalan dikritisi, bukan justru harus minta diikuti. 

Jaran doyan mangan sambel

Kuda suka makan sambal. Adalah suatu hal yang aneh, jika sampai terjadi kuda suka makan sambal. Kuda itu makanannya rumput. Ada pun sambal, digunakan oleh manusia sebagi penyedap, sehingga mampu menimbulkan nafsu makan yang lebih banyak. Namun jika kuda saja sudah suka makan sambal, dapat dibayangkan bahwa banyak kejadian aneh aneh yang ditemui. Hal hal yang di luar kebiasaan, adat istiadat, sopan santun, etika, batas-batas normal menurut ajaran norma dan agama. 

Wong wadon nganggo pakeyan lanang

Perempuan pakai pakaian laki laki. Hal tersebut merupakan salah satu hal aneh, salah satu hal yang di luar kebiasaan, adat istiadat, sopan santun, etika, batas-batas normal menurut ajaran norma dan agama. Namun seolah sudah dianggap biasa bukan hanya di dunai seni, yang tadinya digunakan sebagai penarik minat atensi penonton, sudah pula terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

Wong lanang koyo wong wadon

Laki laki kayak perempuan. Banyak kita jumpai kawan kita laki-laki suka memakai kalung di dada. Ada juga laki laki yang suka menggunakan anting. Bahkan bukan suatu hal yang dianggap aneh lagi, jika ada laki-laki memakai gelang di kaki. Kalau hanya laki-laki yang berambut panjang, sudah tentu banyak. 

Lelaki dan perempuan ditakdirkan berbeda. Lelaki dan perempuan diciptakan untuk berpasang-pasangan. Namun jika perempuan sudah menggunakan pakaian laki-laki. Laki-laki sudah seperti perempuan, itu merupakan tanda-tanda Dunia Terbalik.

Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun