Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghindar dari Maut

14 Oktober 2018   07:10 Diperbarui: 14 Oktober 2018   08:22 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghindar Dari Maut

Prihatin berat dengan situasi dan kondisi kawan kawan warga Palu yang terkena bencana gempa dan tsunami. Harus segera ada langkah langkah yang efektif untuk memberikan suasana aman dan nyaman bagi kawan kawan kita yang sedang terkena musibah berat. Begitu dahsyatnya musibah yang menimpa, sehingga banyak orang ingin eksodus meninggalkan Palu. 

Suatu kondisi yang harus segera ditangani dengan bijak dan alternatif solusi. Suatu situasi dan kondisi kejiwaan warga sedang diuji setelah semua bencana datang silih berganti. Sungguh keadaan yang tidak mudah diatasi. Kekuatan dan daya tahan warga untuk berserah diri kepada Illahi Robbi sedang diuji. Harus ada usaha yang masif dan pendekatan persuasif dalam situasi yang sudah sangat tidak kondusif.

Menghindari Maut!

Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi tayangan di tv nasional tentang warga Palu yang memenuhi bandara untuk berusaha ke luar dari Palu. Begitu ramai ramai warga Palu ingin eksodus. 

Semua jalan ditempuh untuk maksud dan tujuan pergi jauh jauh. Kepanikan melanda banyak warga untuk dapat segera ke luar dari daerah bencana. Suatu kejadian luar biasa yang belum pernah ada di Indonesia. padahal banyak dan sering bencana menimpa. Ada apa sebenarnya ?

Warga ketakutan untuk tinggal lebih lama di daerah bencana. Siapa sih yang tidak takut menghadapi bencana ? Jujur semua akan menjawab takut menghadapi bencana. Karena bencana akan bukan saja membuat sengsara, tetapi juga dapat membuat maut datang menjemput. Inilah sumber utama dari timbulnya rasa takut warga untuk tinggal lebih lama di daerah bencana. 

Namun apakah kita mampu menghindar dari maut?

Nukilan cerita Nabi Sulaiman dengan seorang pria yang ingin menghindari maut ini dapat menjadi gambaran, dapatkah kita mencoba berusaha menghidar dari maut.

Dikisahkan bahwa pada suatu pertemuan antara Nabi Sulaiman dengan tamunya, tiba-tiba datang malaikat Izrail menghampiri Nabi Sulaiman. Namun pandangan malaikat Izrail tajam menatap pada seorang lelaki yang merupakan tamu Nabi Sulaiman. Walau pun begitu tidak lama kemudian malaikat Izrail pergi meninggalkan ruang pertemuan.

Dengan penuih rasa penasaran lelaki tamu Nabi Sulaiman itu bertanya:

"Wahai Nabi Allah ? Siapakah dia?

"Dia adalah malaikat maut." jawab Nabi Sulaiman

"Waduh, saya jadi takut kalau begini. Soalnya tadi saya lihat, pandangannya menatap tajam kepadaku. Jangan-jangan ..." keluh lelaki itu

"Jangan jangan apa ?" seru Nabi Sulaiman

"Jangan jangan dia akan mengambil nyawaku. Wahai Nabi Allah, tolong selamatkan aku dari cengkeraman mautnya." seru lelaki itu

"Bagaimana caranya aku dapat menyelamatkan nyawamu ?" tanya Nabi Sulaiman

"Begini saja. Anda dapat menyuruh angin untuk membawaku ke negeri India. Dengan begitu, dia akan kehilangan jejakku. Dengan demikian dia tidak akan dapat menemukanku." usul lelaki itu untuk dapat menghindar dari maut.

Nabi Sulaiman yang terkenal sakti dapat berbicara dengan semua makhluk Allah. Lalu diperintahkanlah angin berhembus untuk membawa lelaki itu sampai ke India. Sesampainya di negeri India, nyawa lelaki itu dicabut oleh malaikat Izrail.

Setelah selesai mecabut nyawa lelaki itu malaikat Izrail pun mendatangi Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman pun bertanya:

"Mengapa anda pandang lelaki itu dengan tajam?"

"Aku heran saja. Ada perintah untuk mencabut nyawa lelaki itu tapi di negeri India. Kan letaknya jauh dari sini. Tapi tahu tahu ada angin yang membawa lelaki itu ke negeri India." jawab malaikat Izrail.

Kalau maut akan datang menyapa, maka ke mana pun kita hendak menghindar, akan datang juga.

Mari kita memperbanyak istighfar, dzikir dan berusaha terus menerus mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbanyak sedekah, infak dan zakat, biar Allah makin cinta. Kalau Allah sudah cinta, kalau Allah sudah ridhlo, tak perlu rasanya menghindar dari maut. Karena bagi setiap jiwa sudah ada masanya.

Usaha apa pun yang akan kita lakukan, tidak akan dapat menghindar dari maut.

Namun bagi saudara saudara kita di Palu, mereka perlu dibantu.

Beri mereka kekuatan. Beri mereka ketabahan. Beri mereka apa yang kita bisa. Rendang dari Sumatra Barat, Bakso dari Makasar, Gudeg dari pengusaha Jogja, bagaimana? Ikan asin dari Riau??? Relawan dari berbagai belahan bumi. 

Beri mereka rasa aman. Beri mereka rasa tenteram. Beri mereka doa.  Insya Allah Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun