"Putri Selendang Biru, sebetulnya apa maksud dan tujuanmu datang ke sini ?" seru Muthi karib Bang Pilot Muhammad Isnaini.
"Putri Selendang Biru, apa yang sesungguhnya akan kau bicarakan Cah Ayu. Dunia atau akhirat. Cepat beritahu, kami sedang bingung mengatasi kondisi putri Pembayun yang belum sadar juga ini!" seru Mas Teguh 'Gurun' Suprayogi.Â
"Hem kalian masih belum sadar juga." kata putri Selendang Biru.
"Terbayangkah oleh kalian bagaimana nanti menyeberang jembatan 'Shiratal Mustaqim' ? Ada orang yang dapat menyeberang jembatan itu dengan cepat bagaikan angin. Ada orang yang dapat menyeberangi jembatan 'shiratal mustaqim' dengan mulus walaupun lambat. Namun ada juga yang pada saat menyeberangi jembatan itu, kadang kadang tersengat api neraka dari bawah jembatan. Ada juga yang bahkan terkadang terpeleset hingga hampir jatuh. Jangan bilang kalian yakin dengan nasib kalian nanti pada saat menyeberangi jembatan 'shiratal mustaqim'!.
Semua itu sangat tergantung dari kelakuan kita hidup ini. Maksiat yang sulit kita hindari. masih untung kalau hanya dijilat api neraka pada saat menyeberangi jembatan 'shiratal mustaqim'. Bagaimana kalau kita jatuh  pada saat menyeberang jembatan 'shiratal mustaqim' itu.Â
Ayo! Cepatlah bergerak. Genderang Thanos sudah dipukul keras keras. Pesta akan segera dimulai.
Bagaimana kita dapat peduli kepada orang orang yang sakit, agar Allah senang. Kalau kesehatan banyak orang masih memprihatinkan. Kalau kesejahteraan banyak orang masih jauh dari harapan. Kalau nasib petani masih tidak menentu karena akan banyak masuk beras dari luar. Kalau untuk melayani orang orang sakit masih harus berpikir dari mana mencari dananya.Â
Kejar ghirah kalian. Berikan sedekah harta yang kalian punya. Sedekah ide dan pikiran yang kalian punya, kalau masih sayang harta, atau bahkan kalian sedang kesulitan juga.Â
Buatlah agar Allah senang!" lanjut putri Selendang Biru.Â
"Putri Selendang Biru." seru Mas Teguh 'Gurun' Suparyogi.
"Tolong tinggalkan kami saat ini. Kami sedang mengatasi masalah besar pada putri Pembayun. Namun nanti kalau putri Selendang Biru jumpa Ikmal Wong Sableng 212, sampaikan salam kami." lanjut Mas Teguh 'Gurun' Suprayogi. Pangeran Sepuh Armanda, Pangeran Dipo, Bunda Fitri, Muthi, bingung mendengar titipan salam Mas Teguh 'Gurun', apalagi putri Selendang Biru, tentu juga bingung.