Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tebar Hikmah

17 September 2018   06:38 Diperbarui: 19 September 2018   12:44 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://dijalanterang.blogspot.com/2015/03/hikmah-kesabaran-sosok-keturunan-rasul.html?m=1

sebelumnya

Tebar Hikmah

"Jadi Viola itu anak mBak Wahyu ?" tanya Jebbing sambil tetap pegang stir untuk menjalankan mobil Alphardnya. 

"Baru tahu kalau mBak Wahyu punya anak ganteng, begitu." sela Sa Ri tanpa diminta.

"Hati-hati mBak Wahyu, eh Yani. Sa Ri itu bidadari dari Tawangmangu. Salah salah Viola dapat terpikat oleh statusnya." seloroh Jebbing.

"Eh. Jebbing. Bukannya kamu yang merasa cantik. Aku terpaksa harus melakukan perawatan wajah supaya bisa cantik. Apa salahnya cantik, ya mBak Wahyu ?" seru Sa Ri mencari pembelaan dari mBak Wahyu. 

"Jangan dengarkan kata-kata Sa Ri, mBak Wahyu. Viola itu pemuda tampan. Pasti Viola menjadi idaman wanita. Sangat berbahaya kalau sampai terpikat bidadari Tawangmangu, Sa Ri. Jangankan pemuda tampan seperti Viola, sedang yang udah ..." Jebbing mencoba berhenti sebentar untuk melihat reaksi Sa Ri. 

"Yang udah naik kuda ..." ceplos Sa Ri memotong pembicaraan Jebbing.

"Tunggu tunggu ini Yani kok dibiarkan termangu sendiri. Sebagai sesama teman di sosmed, pertemuan kita di dunia nyata seperti ini kan seharusnya menumbuhkan suasana hangat. Bukan kok bersaing ingin merasa lebih cantik. Memang tidak ada salahnya cantik, seperti yang dikatakan Sa Ri. Bahkan Mami Dinda saudaraku masih cantik walau pun sudah mempunyai cucu. Bukan begitu Yani." seru mBak Wahyu menengahi. Mereka bertiga kemudian sadar kalau Yani mungkin belum move on sepeninggal Joni tunangannya yang meninggal di kost-kostan dekat tempat kerja barunya, Telkomsel kawasan Merapi Merbabu. Lagian, mBak Wahyu khawatir, kalau misinya dari Viola, untuk mendapatkan kepastian Yani, gagal. 

"Oh, itu Mami Dinda yang di sosmed, itu ya. Masak kita sering kontak kontak di sosmed, udah jumpa kok malah nggak tahu yang mana orangnya. Tuh, tante Jebbing sama kak Sa Ri suka betul lihat lelaki tampan. Bikin Yani kurang pede jadinya. Apalagi tante Jebbing bawa Alphard, bisa bisa Pak Raden Arya pun hilang di pelukannya, kalau kenal tante Jebbing."  tiba-tiba Yani ikutan nimbrung.

"Oh, itu Mami Dinda yang sempat Sa Ri hubungi untuk perawatan wajah dulu. Memang cantik ya Mami Dinda. Konon resepnya sering wudhu." seru Sa Ri.

"Tapi masih mudaan gue, kan." balas Jebbing.

"udah udah kalian cantik cantik semua, deh, percaya. Tapi ngomong ngomong bagaimana dengan pemuda tampanku, Yani ?" tanya mBak Wahyu langsung kepada Yani. Mbak Wahyu cepat mengambil keputusan itu, supaya pembicaraan tidak melantur ke mana mana lagi.

"Viola ...." seru Yani.

"Viola ...." tanya Pak Edy.

"Ada apa sebenarnya kalian mengajak saya berkumpul bersama dalam satu mobil ini ?" tambah Pak Edy heran dan kecewa. Pak Edy merasa kecewa karena harus berpisah dengan romobongan Ratih dan Mami Dinda tentu saja. 

"Alhamdulillah. Pak Edy kami ingin menyampaikan kabar gembira, khususnya kepada Pak Edy dan mBak Wahyu." seru Dede.

"Viola sendiri mempunyai misi yang dipesankan kepada mBak Wahyu, sehingga mBak Wahyu pun pindah ke mobil ke rombongan mobil Alphard. Viola minta tolong mBak Wahyu untuk mendapatkan kepastian hubungan antara Viola dengan Yani, salah satu dari Tiga Dara di mobil Alphard itu." tambah Dede.

"Viola sudah mengejar Yani dari Jakarta sampai kawasan Merapi Merbabu. Tapi sampai di Kopeng, hanya dapat berjumpa dengan saya, pak Bamset." pak Bamset pun ikut nimbrung. 

"Pak Bamset ini sesepuh Salatiga, teman sosmed Viola, pak Edy. Beliau yang memberi tahu kami, kalau Yani sedang menuju ke pantai Indrayanti, ketika kami berjumpa dengan pak Bamset di Kopeng. Pak Bamset juga yang menawarkan Viola untuk membawa mobil Viola, karena pak Bamset khawatir Viola kecapaian. Sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Kopeng, Viola yang membawa mobil. Saya menemani Viola saja." jelas Dede.

"Bukan begitu Viola ?" tanya Dede.

"Betul." jawab Viola pendek. Hati dan pikiran Viola masih dipenuhi tanda tanya besar, bagaimana hasil usaha mBak Wahyu, ibunya, memenuhi permintaan Viola melakukan pendekatan kepada Yani ?  Apakah usaha mBak Wahyu itu berhasil atau tidak ?

"Betul." jawab mBak Wahyu. 

"Viola memutuskan untuk melakukan hubungan serius, karena merasa usahanya sudah maju. Alahmdulillah, rejeki Viola bagus, setelah memberanikan diri membuka laundry di rumah. Viola sepertinya mempunyai keinginan bisnis yang kuat dari pada bekerja di kantor. Kerja kantoran terlalu banyak instruksi dari atasan yang perlu dijalankan. Sementara kalau menjalankan bisnis sendiri, Viola bebas mengatur waktu dan bahkan masih dapat membantu pekerjaan teman dari kantornya dulu, Dede. Dede bahkan sering lembur di rumah, karena minta bantu Viola menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Kemarin waktu sampai di UIN Salatiga, Viola langsung ingin mengembangkan bisnis, mengikuti pola yang dibuat UIN Salatiga." kata mBak Wahyu, seolah tak ingin putus, memuji Viola di dekat Yani dan Tiga Dara di mobil Alphard itu. 

"Kalau saja Yani bisa membantu Viola melaksanakan impian-impiannya, mungkin usaha Viola akan lebih cepat maju. Bukan begitu Jebbing, Sai Ri ?" ajak mBak Wahyu dengan Tiga Dara di mobil itu.

"Yes, itu ide yang cemerlang dan patut didukung segera. Ayo Yani. Tunggu apalagi ?" seru Jebbing.

 "Tidak ada jalan yang mulus. Tapi keputusan harus diambil. Ayo Yani siapa takut ?' tambah Sa Ri.

Yani diam membisu, namun senyumnya mengembang. Hati Yani berbunga-bunga. Yani hanya menduga-duga. Kebahagiaan apakah akan datang menyapa, jika Yani membuka diri kepada Viola.

Haruskah Yani menunda-nunda ?

"Yani ..." sapa mBak Wahyu lembut.

"Insya Allah kita akan menjadi semakin dekat, kalau Yani mau mendampingi Viola." lanjut mBak Wahyu. 

"Insya Allah ...." jawab Yani lirih.

"Insya Allah ...." seru Dede, maksud Dede akan menjelaskan kepada Pak edy tentang rencana Pak Raden Arya mengajak mBak Wahyu dan Pak Edt umroh. 

"Pak Edy akan diminta oleh Pak Raden Arya, teman kita yang pemilik biro umroh Janji Akbar, bersama mBak Wahyu berangkat umroh gratis." tambah Dede.  

"Pak Raden Arya mungkin mempunyai keinginan mBak Wahyu dapat memberikan testimoni bersama Pak Edy dalam kebeehasilan umroh mBak Wahyu dalam usaha menjalankan bisnisnya." jelas Dede.

"Pak Edy dianggap oleh Pak Raden Arya mempunyai peran besar dalam mendorong ibu berangkat umroh, dengan tujuan untuk mendoakan Viola di tanah suci. Pak Edy bersama Ibu diharapkan dapat memberikan gambaran manfaat umroh bagi masyarakat banyak." tambah Viola.

"Tebar Hikmah ...." kata Pak Edy.

"Tebar Hikmah ...." desis Yani. Kalau Yani dapat mendamoingi Viola menjalankan bisnisnya.

 lanut ke

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun