Sejenak di Bisnis Ritel Muhammadiyah Jogja.
Perjalanan yaang dilakukan rombongan Pak Edy dan Mahesa ke Jogja dari TMII, diputuskan lewat Nagrek. Dengan melewati jalur lintas selatan itu berarti, dari arah Jakarta lalu tol menuju Bandung-Ciamis-Wangon-Kebumen-Jogja. Pada jalur selatan banyak resto-resto yang menyajikan masakan segar, ikan yang langsung diambil dari kolam dekat resto di tepi jalan-jalan besar.Â
Di resto tersebut selain makan, juga dapat digunakan untuk  mandi, bersih-bersih, serta istirahat yang cukup sebelum melanjutkan ke perjalanan lagi. Pak Edy duduk di bangku depan hanya senyum senyum saja, melihat Mahesa bersemangat bercerita sambil membawa mobil.Â
Ratih Joachim Kun serta Mami Dinda duduk di bagian tengah, sedang Cecep dan Derna duduk di bagian belakang. Perjalanan menggunakan Mobilio Ratih karena banyak barang yang tidak mudah dipindahkan. Sementara mobil Mahesa di parkir di TMII.
"Mami Dinda, Pak Edy ini berjasa besar terhadap kehidupan Tante Wahyu lho." kata Ratih menyela ucapan Mahesa yang tidak pernah putus.
Ah, kamu sudah pernah cerita tentang laki-laki itu. Laki-laki teman dik Wahyu waktu kecil. Dalam hati Mami Dinda mendesah. Dik Wahyu berangkat umroh karena laki-laki itu, kan. Laki-laki itu juga yang menyarankan supaya dik Wahyu mendoakan Viola supaya kembali ke jalan yang benar, kan.Â
Menurut laki-laki itu, siapa namanya, kemarin Ratih pernah kenalkan pada Mami Dinda. Pak Edy, ya Pak Edy nama laki-laki itu, Â Mami Dinda teringat. Â Mami Dinda kemudian tersenyum sendiri ketika merasa lega dapat mengingat nama lelaki itu. Laki-laki kenalan Ratih dan Mahesa yang sekarang diajak jalan-jalan ke Jawa, dan sekarang duduk di bangku depan, menemani Mahesa.
"Duh senangnya, melihat Mami Dinda bahagia." seru Ratih sambil mencubit lengan Mami Dinda. Ternyata Ratih memperhatikan senyuman Mami Dinda tadi.
"Ratih, coba kamu kontak Tante Wahyu  dulu, ya, Mami Dinda. Apakah masih di Salatiga atau sedang jalan-jalan ke mana ?" tambah Ratih supaya Mami Dinda tidak merasa jengah.Â
Ratih nampak begitu bahagia, setelah Ratih "divorce" dengan suaminya. Walaupun anak anak Ratih lebih suka ikut Ratih dari pada ikut suaminya, namun Ratih tidak terlihat sedih. Namun Ratih hampir saja membuat Mami Dinda menyesal seumur hidup, karena tadinya Ratih berencana memutuskan hendak pindah keyakinan mengikuti keyakinan suaminya ketika sedang tugas belajar ke AS.Â