Merunduk di Snowbay
"Pak Edy, apak kabar ?Â
Kembali Pak Edy dikejutkan oleh suara yang tidak dikenal. Untuk sejenak Pak Edy terdiam, kemudian wajahnya mulai tersenyum setelah melihat asal suara yang menegurnya. Rupanya Mahesa teman Ratih Joachim Kun yang menyapanya, sambil masih memegang stir mobilnya.Â
Pak Edy jadi ingat waktu kopdar di Bandung, bersama juga Mahesa dan Ratih, Mahesa sepertinya sedang pedekate kepada Ratih. Waktu mereka kopdar, jika Ratih menelorkan ide-ide smart, Mahesa sering memberikan kontribusi positif.Â
Bahkan pada saat ada teman yang menimpali pendapat Ratih dan tentu saja Ratih memperhatikan dengan seksama pendapat kawan lainnya itu, Mahesa terus menerus memandang Ratih tanpa henti.Â
Memang sesekali Mahesa minta pendapat Pak Edy, sebelum Mahesa memberikan pandangannya terhadap pendapat Ratih. Bahkan Mahesa tanpa basa basi menanyakan soal Ratih kepada Pak Edy:
"Pak Edy, Ratih cantik dan pintar, ya ?"Â
Pak Edy hanya tersenyum lebar mendengar pertanyaan Mahesa waktu itu. Tapi saat ini Mahesa ada di sini. Ada apa Mahesa sampai di tempat ini, pikir Pak Edy. Tiba-tiba lamunan Pak Edy pun hilang, dan Pak Edy sadar belum kembali belum membalas sapaan Mahesa.
"Alhamdulillah, baik Mahesa. Tumben Mahesa ada di sini. Ada apa Mahesa ini ?" tanya Pak Edy.
 "Saya ada janji dengan Ratih, akan bertemu dengan Ratih di alamat ini. Eh, kok malah jumpa Pak Edy di sini." seru Mahesa.