City masih menjadi klub yang kuat untuk kembali meraih gelar Juara Liga Primer Inggris musim ini. Kendati beberapa tahun terakhir ada kebiasaan bahwa Juara bertahan Liga Primer Inggris tidak mampu untuk menjadi juara lagi.
Bahkan ada kecenderungan kulb yang pernah menjadi Juara Liga Primer Inggris, pada musim sesudahnya, akan mengalami mas surut.
Chelsea era musim ke dua Mou pada periode ke dua, pernah mengalami hal itu. Pada musim 2014-2015 Chelsea berhasil menjadi Juara Liga Primer Inggris. Namun kemudian pada musim 2015-2016 Juara Liga Primer Inggris direbut LC.
Sementara Chelsea surut. Begitu juga halnya dengan LC. Pada musim 2016-2017 Juara Liga Primer Inggris berhasil direbut lagi oleh Chelsea dan LC pun surut. Hal tersebut ternyata terjadi lagi pada Chelsea, pada musim 2017-2018 lalu, Juara Liga Primer Inggris berhasil diraih City dan Chelsea kembali surut.
Nah, tentu saja hal tersebut akan mengganngu Pep Guardiola dalam usahanya mempertahankan status City Juara bertahan Liga Primer Inggris. Apalagi jika City juga ingin sukses dan merengkuh Juara Liga Champions.
Pada persaingan merebut gelar Juara Liga Primer Inggris saja, City mendapat tantangan serius dari Liverpool. Peluang sukses di Liga Champions, tentu akan semakin membuat City dan Pep Guardiola sibuk.
Namun bukan hanya itu saja yang sedang dialami City. Setelah City mampu mengatasi Chelsea di ajang Community Shield, City sebetulnya mendapat tantangan besar.
Pada umumnya Juara pada ajang Community Shield, justru tidak mampu menjadi Juara Liga Primer Inggris pada musim sesudahnya. Namun semangat dan motivasi City justru semakin bertambah, setelah City berhasil mengalahkan Chelsea sebagai juara Piala FA. Skuad City bahkan berharap saat inilah, City akan mampu meraih Juara Liga Champions.
Namun yang terjadi, City pada laga laga awal justru tidak mampu mengoptimalkan peluang untuk meraih poin penuh.
Dari 4 (empat) laga awal yang dijalani City, City ditahan imbang oleh Wolverhampton. Ada pun pada 3 (tiga) laga City lainnya, saat City lawan Arsenal, Hudderfield, dan New Castle, City menang, sehingga City hanya mengumpulkan poin 10. Sementara Liverpool, Chelsea dan Watford bahkan selalu menang pada 4 (empat) laga awal di Liga Primer Inggris musim ini. Liverpool yang dianggap sebagai pesaing terkuat City, menduduki puncak klasemen sementara Liga Primer Inggris, diikuti Chelsea dan Watford, kemudian baru City.
Memang Hotspur dalam 3 (tiga) laga awal, juga selalu menang. Bahkan Hotspur dapat mengalahkan MU dengan menyakitkan, karena Hotspur menang di Old Trafford, kandang MU yang terkenal angker bagi lawan-lawan MU.
Optimisme Hotspur langsung melangit begitu berhasil mengalahkan MU 3 (tiga) gol tanpa balas. Apalagi Hotspur merupakan penyumbang terbanyak Timnas Inggris dibandingkan dengan klub klub Liga Primer Inggris lainnya. Skuad Timnas Inggris di Piala Dunia 2018 Rusia, juga termasuk skuad yang kuat. Timnas Inggris sempat masuk ke semifinal Piala Dunia 2018, namun dikalahkan Kroasia.
Harry Kane yang paling bersemagat akan mengalahkan MU pun langsung merasa pede untuk menatap Juara Liga Primer Inggris setelah Hotspur berhasil mengalahkan MU.
Namun Pochettino beranggapan masih terlalu dini bagi Hotspur untuk berpikir ke arah Juara Liga Primer Inggris. Ternyata kehati-hatian pandangan Pochettino menjadi kenyataan ketika pada laga setelah Hotspur menang besar terhadap MU, Hotspur justru kalah oleh Watford.
Watford pun bahkan bertengger di posisi 3 klasemen sementara Liga Primer Inggris, di bawah Chelsea dan Liverpool tentunya.
Watford bahkan saat ini posisinya berada satu tingkat di atas City. Hotspur tentu saja turun dari posisi semula sudah berada satu tingkat di bawah Liverpool.
Walau pun City tidak dapat mengoptimalkan laga laga awal Liga Primer Inggris dengan meraih seluruh poin penuh, namun Pep Guardiola berjanji, setelah jeda internasional City akan kembali mempunyai perfoma bagus. Memang posisi City pada musim ini hampir sama dengan posisi City musim lalu. Toh pada musim lalu City berhasil meraih Juara Liga Primer Inggris.
Namun City saat ini juga sedang kehilangan seorang Debruyne di lapangan. Harus diakui, Debruyne merupakan salah satu pemain kunci City.
Belum lagi City sempat kehilangan poin dengan Wolverhampton. Hal tersebut kalau terus berlangsung akan menjadi preseden buruk bagi City. Â Â
Lalu bagaimana Pep Guardiola berani memberikan janji, setelah jeda internasional, City akan dapat kembali pada perfoma tinggi ?
Peluang September Emas City
Setelah jeda internasional, Liverpool sebagai pesaing terkuat City dalam meraih gelar Juara Liga Primer Inggris musim ini, akan menghadapi klub-klub kuat pada September Panas Liverpool. Liverpool harus menghadapi Hotspur pada laga Liga Primer Inggris (15/9).
Setelah itu Liverpool harus berhadapan dengan PSG di Liga Champions (19/9). Sementara Hotspur "hanya" akan menghadapi Inter pada Liga Champions.
Tentu saja, ke dua laga tersebut akan memecah konsentrasi Liverpool. Jika Liverpool memutuskan fokus menghadapi PSG, maka Liverpool dapat kehilangan poin pada saat berhadapan dengan Hotspur.
Pada sisi ini, Pep Guardiola akan mendapat keuntungan untuk dapat meraih poin penuh, karena City akan berhadapan dengan Fulham di Liga Primer Inggris (15/9).
Sementara City pada laga di Liga Champions akan bertemu dengan Lyon. Peluang City untuk fokus pada ke dua laga masih relatif besar, dibandingkan dengan peluang Liverpool.
Sementara Watford juga harus berhadapan dengan MU. Praktis hanya Chelsea yang masih menjadi hambatan serius City untuk kembali tampil dengan performa tinggi.
Pada September "Panas" Liverpool, Liverpool juga harus meladeni Southampton di Liga Primer Inggris (22/9). Setelah itu Liverpool harus berhadapan dengan Chelsea pada laga Carabao Cup (26/9).
Bukan itu saja, Liverpool pun harus kembali berhadapan dengan Chelsea pada laga Liga Primer Inggris (29/9). Otomatis Liverpool dan Chelsea akan berpeluang kehilangan poin pada September.
Sementara City pada laga Liga Primer Inggris, setelah laga Liga Champions, akan bertemu Cardiff. Kemudian pada laga Carabao Cup, City akan berhadapan dengan Oxford (26/9).
Di akhir September City akan menjalani laga Liga Primer Inggris melawan Brigthon (29/9). Dus pada September, akan menjadi September "Panas" bagi Liverpool, namun justru pada September City akan mendapat peluang emas untuk kembali tampil dengan perfoma tinggi.
Problem serius yang akan dihadapi oleh setiap klub adalah masalah cidera pemain setelah jeda internasional. Bukan itu saja, begitu kembali ke klub dari jeda internasional, para pemain belum tentu dapat tampil optimal. Sementara City masih harus mengistirahatkan Debruyne.
Hal tersebut memang diantispasi Pep Guardiola dengan rotasi pemain. dengan situasi dan kondisi jadwal laga setelah jeda internasional tersebut, mampukah Pep Guardiola memanfaatkan peluang September Emas City.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H