Musim ke dua Mou di MU memang jauh dari memuaskan. Di klub klub yang pernah ditangani Mou, musim ke dua Mou adalah cerita sukses. Musim pertama Mou adalah adaptasi, sedangkan pada musim ke dua, Mou baru berprestasi. Periode  ke dua Mou di Chelsea, Mou mampu membawa Chelsea kembali sebagai Juara Liga Primer Inggris. Inter Milan bahkan merasakan nikmatnya musim ke dua bersama Mou, karena dapat menjadi Juara Liga Champions setelah puluhan tahun sangat menginginkan hal itu.Â
Madrid juga menikmati musim ke dua Mou dengan menjuarai La Liga. Namun tidak begitu dengan MU. Musim ke dua Mou di MU bukan saja menjadikan MU berprestasi tinggi, melainkan hanya berpotensi memiliki prestasi.
Kekalahan MU di babak 16 besar Liga Champions lawan Sevilla, seolah menjadi ujung dari banyak kritikan yang tadinya mengalir ke Mou, tetapi tak pernah digubris. Di awal musim ke dua Mou di MU, memang  performa MU memperlihatkan kemajuan yang sangar berarti. Beberapa kali menang di laga non gelar di Amrik. Bahkan ketikaU harus melawan klub klub potensial seperti Madrid dan City. MU hanya tersedak sebentar ketika sebagai Juara Piala Eropa harus mengaku kalah dengan Madrid sebagai Juara Piala Champions, dalam memperebutkan Piala Super Eropa. Namun setelah itu MU kembali menebar pesona.Â
Di awal awal musim kompetisi Liga Primer, Mou sempat membuat MU menjadi garang dan haus gol. Dengan penyerang penyerang yang tubuhnya tinggi besar seperti Lukaku, Pogba, Rashford, MU sangat produktif. Musim ke dua Mou nampaknya akan berhasil di MU. Namun tiba tiba penyakit Mou kambuh. Ketika harus bertandang ke Liverpool, MU bermain dengan taktik dan strategi bertahan sangat dalam.Â
Banyak orang mencibir Mou memimpin MU untuk parkir bus dalam menghadapi klub klub papan atas Liga Primer. Sampai akhirnya City berhasil melewati posisi MU di klasemen sementara Liga Primer, yang peluangnya kecil sekali untuk dapat dikejar MU sekali pun. MU sampai saat ini masih di posisi ke dua klasemen Liga Primer Inggris dengan selisih poin 16.Â
MU bahkan terancam akan dipermalukan City pada awal bulan depan, kalau saja di kandang sendiri tidak dapat menang melawan City. Bukan rahasia lagi, kalau City yang merupakan klub se kota dengan MU itu, sering dianggap sebagai tetangga yang berisik.
 Persaingan ke dua klub, memang lebih sering dimenangkan MU, tetapi seiring dengan merosotnya prestasi MU, City sering merangsek ke depan, menjuarai Liga Primer Inggris. Hal yang tentu membuat MU makin sesak. Apalagi kalau sampai kemenangan City di kandang MU awal bulan April, dapat membuat City menjadi Juara Liga Primer Inggris. Bukan hanya sesak nafas yang akan dirasakan MU. Bisa jadi akan berasa seperti terbakar MU nantinya.
Hampir di semua klub yang ditangani Mou, prinsip parkir bus adalah taktik strategi untuk menang. Kalau pun toh banyak yang mengkritik itu hanya dianggap angin lalu Mou. Mou sering menunjukkan bukti bukti prestasi Mou di Porto, Inter dan Chelsea, bahkan Mou masih beranggapan sukses di Madrid.
Namun belakang Dewan Direksi MU mulai membicarakan masa depan MU jika masih ditangani Mou. Memang Mou pede habis. Begitu kalah dengan Sevilla, bukannya sedih atau kecewa, malah bikin statemen menohok.Â
Dua kali Mou melihat MU kalah di Old Tranford. MU kalah di Old Tranford itu biasa. Jiah Mou Mou. Maksud MU mungkin walaupun kalah dengan Sevilla di Old Tranford, tapi MU jangan terlena MU harus tetap bangkit. Ada laga di Piala FA 3 hari lagi. Piala FA menjadi satu satunya target yang masih dapat dikejar MU di musim ke dua Mou. Barangkali hal itulah yang membuat Dewan Direksi MU mulai ragu terhadap Mou.
Apakah Mou akan ditendang MU ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H