Di tempat lain, ada sunyi yang menyapa. Sunyi yang tidak seperti biasa. Sunyi yang dirindukan. Itulah yang terjadi di Kediri. Tiba tiba permadani yang membawa Penambahan Jati berhenti. Sontak Penambahan Jati dan mBah Kikuk terkejut. Ada apa ini. Ketika melihat ke sekeliling, tampak suasana sunyi lengang menyapa. Namun kemudian pandangan Panembahan Jati dan mBah Kikuk tertuju pada sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka. Nampak ada anak laki laki yang sedang mengalunkan ayat ayat suci Al Qur'an tanpa memegang kitab itu. Di belakangnya tampak ada sosok tubuh perempuan yang setiap saat menghapus air matanya yang meleleh tak henti henti.Â
"Anakku ngger. Bejo Cinekel."
Untuk sesaat Penambahan Jati terkesiap. Kemudian pandangan nya lurus ke depan. Dilihatnya malam begitu cerah. Fajar hampir muncul ke merah merahan. Panembahan  Jati segera menolehkan pandangannya kepada anak lelaki itu, untuk memastikan. Kemudian Panembahan  Jati melihat mBah Kikuk. Namun sebelum Penambahan Jati berucap, mBah Kikuk sudah berbisik.Â
"Itu anak TA yang akan kita jemput Panembahan ....."
"Kita harus cepat mBah Kikuk. Situasi sudah semakin genting."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H