[caption caption="Lontaran Kontrak Matraman Raya"][/caption]
Miss Tami Zen menghela nafas dalam. Bau keringat Slamet Raharjo Jati tokoh icon baru di Kerajaan Matraman Raya itu masih terasa menempel di tubuhnya. Dilihatnya selimut mereka sudah hampir mencapai lantai kamar.
"Slamet"
"Tami sayang"
"Cepat bangun. Ingat janjimu. Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau ingkar janji"
"Sabar Tami sayang. Apakah dirimu  tidak ingin berlama-lama dengan Slamet ?"
"Bukan itu masalahnya. Kau harus kerahkan masa sebanyak mungkin untuk menjungkalkan Raja Difangir. Ingat kesaktian Raja Difangir belum tertandingi sampai saat ini. Hanya pengerahan masa yang dapat merubah keputusannya. Pada dasarnya Raja Difangir sangatlah memeperhatikan kebutuhan masyarakatnya. Namun kalau Slamet tidak berusaha keras, mustahil itu dapat terjadi. Ajian angin Difangir kabarnya luar biasa hebat. Cepat pergi dari kamarku. Ambil tahta Raja Difangir, atau jangan pernah kembali menemuiku."
Miss Tami Zen masuk ke kamar mandi, sambil menutup pintunya dengan keras.Slamet Raharjo Jati yang sangat berwibawa di masyarakat tak dapat berkutik berhadapan dengan Miss Tami Zen. Slamet segera bergegas untuk ke luar menggerakkan masa. Raja Difangir harus segera diturunkan dari Tahta. Dari pada Slamet tidak dapat bersama lagi dengan Miss Tami Zen. Utusan investor Jepang itu memang handal.
Sementara itu Ki Difangir dalam istana Kerajaan Matraman Raya sedang tidak berkutik dalam dekapan Putri Ming.
Ki Difangir seolah menjadi lupa akan tugasnya sebagai Raja Kerajaan Matraman Raya. Ki Difangir terlalu pede dengan kesaktian ajian anginnya. Ki Difangir tidak pernah berpikir bahwa di atas langit masih adalangit. Kilau pualam Putri Ming membuat Ki Difangir lupa diri.
"Putri"
"Ya. Baginda"
"Putri"