Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia Adhieyasa Pada Lima

18 Juni 2016   15:54 Diperbarui: 19 Juni 2016   01:15 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Gigi Trawangan (dokpri)

"Lima"

"Ya"

"Maukah Lima dengar suatu rahasia ?"

"Rahasia ?"

"Masih adakah rahasia di antara hubungan kita Adhie ?"

"Itu rahasiaku, bukan rahasiamu ?"

"Adhie, setelah semua ini, Lima sudah percaya padamu. Rahasia apalagi Adhie. Apakah kau juga akan mengoyak, menyobek nyobek, hatiku ?. Apakah kau juga akan menghancurkan perasaanku Adhie ?. Katakan sekarang juga! Lima siap mendengarnya."

"Apakah kau begitu rasional Lima. Kau anggap hubungan kita kau pikirkan seperti hubungan dengan klien klinemu di kantor ?"

"Adhie"

"Aku jadi berpikir ulang untuk ...."

"Untuk tidak melanjutkan hubungan kita ?. Ternyata memang ada yang belum kuketahui darimu Adhie ?"

"Apa yang belum kau ketahui dariku Lima ?"

"Rahasia itu"

"Ceritakanlah padaku"

Ke dua mata Lima berbinar binar. Ke dua tangannya menegang ke dua tangan Adhie, lalu mengguncangkannya:

"Lima siap mendenganya dari mu Adhie. Apa pun itu. Aku percaya padamu Adhie. Mata hatiku bisa melihatmu. Kau orang yang bisa dipercaya."

"Lima"

"Ya. Bapak kepala plontos itu pasti tidak main main. Walaupun aku tidak mengenalnya."

"Ayo kira berkemas kalau begitu"

"Maksudmu kita akan meninggalkan Rupat Utara yang indah ini ?"

"Banyak tempat lain yang akan kita kunjungi lagi"

"Kira. Kau mengambil keputusan tanpa berunding dengan Lima dulu, Adhie ?"

"Ayolah, Lima kau bukan sedang di kantor, kan"

"Adhie, kau memang laki laki yang bisa membimbingku. Ayo kita berangkat."

"Begitu baru manis"

"Ah. Dasar laki laki."

"Maksudmu ?"

"Kalau udah dapat perempuan, semangatnya berkobar setinggi langit. Semua tempat mau dikunjungi"

"Dasar perempuan. Asal udah ketemu laki laki, maunya  lengket aja."

"Perempuan cantik atau manis ?"

"Manis"

"Menurutmu aku bukan wanita cantik. Kalau begitu aku akan bersolek biar kelihatan cantik."

"Lima kau tidak cantik."

"Teganya teganya"

"Tapi manis"

"Adhie kau bukan lelaki gagah"

"Kenapa kau percaya"

"Tapi ganteng"

"Oke kita berangkat"

Kami pun meninggalkan pantai Rupat Utara dengan mobil Suzuki Ertiga matic. 

Kita lewat Kantor Puskemas yang Dokternya merupakan Dokter teladan tingkat provinsi Riau.

Kantor Puskemas Kec Rupat Utara (dokpri)
Kantor Puskemas Kec Rupat Utara (dokpri)
"Asri sekali Puskesmasnya. Padahal lokasinya di ujung Indonesia, di pulau terpinggir, di lokasi wilayah perbatasan dengan Malaysia. Dokternya alumni mana Adhie ?"

"Alumni Gadjah Mada"

"Oh ya. Rajin sekali tuh pak Dokter, ya Adhie ?"

"Isterinya bidan di situ. Dia yang rajin menggerakkan pegawai yang lainnya."

"Harusnya mendapat penghargaan tuh pak Dokter."

"Sebagai Kepala Puskesmas Teladan Tingkat Provinsi, beliau akan mendapatkan jatah ke istana tahun ini. Insya Allah."

"Amin"

Jalan utama di Pulau Rupat (dokpri)
Jalan utama di Pulau Rupat (dokpri)
"Ini jalan yang kita lalui waktu kita datang. Saat Lima masih membisu"

"Memang aku bertapa"

"Tidak cuma hatinya di awan, badannya saja yang tinggal di bumi"

"Jadi siapa dong yang bisa membawa hati Lima ke bumi?"

"Ya. Adhie lah memang siapa lagi ?"

"Itu rahasia yang akan Adhie ceritakan, kuno ah"

"Lihat nama jalan di Rupat itu. Pulau Rupat di ujung Sumatra, tapi nama jalanya jawa"

Jl Ponorogo dan jl Budirahayu (dokpri)
Jl Ponorogo dan jl Budirahayu (dokpri)
"Anak anak jawa itu minta dibikinkan lapangan motocross"

"Anak anak atau anak anak. Kadang anak anak dieksploitasi untuk kepentingan orang dewasa"

"Sebagai wanita karier yang berhasil, bagus beramal Lima. Jangan suudzon dulu. Mereka perlu uluran tangan orang orang kaya  Lagi pula dalam harta orang kaya ada harta untuk orang miskin"

Anak anak jawa di Pulau Rupat (dokpri)
Anak anak jawa di Pulau Rupat (dokpri)
Senja di pelabuhan Batu Panjang Rupat. Dumai nampak mulai bercahaya (dokpri)
Senja di pelabuhan Batu Panjang Rupat. Dumai nampak mulai bercahaya (dokpri)
"Kelihatannya kita harus menginap lagi di Rupat. Besuk kita berangkat pagi langsung ke Batam. Apa pendapatmu Lima ?"

"Lima percaya Adhie. Sampai sekarang rahasiamu belum juga kau ceritakan"

"Baik di bawah naungan bulan. Demi Allah ini rahasia Adhie pada Lima"

"Adhie, Lima ingin cepat menikah denganmu ganteng"

"Putuskan setelah kau lihat foto masjid ini!"

Masjid di Hulu Trawangan (dokpri)
Masjid di Hulu Trawangan (dokpri)
 "Lho itu kan foto masjid di Gili Trawangan tempat Lima berserah diri kepada Allah saat hendak mencari jodoh"

 "Maafkan Adhie yang pengecut Lima"

Kedua tangan Adhie  menggenggam ke dua tangan Lima. Sambil terbata bata Adhie bercerita.

Adhie waktu itu tidak ada keberanian menemui Lima. Andro sudah memberiku kesempatan. Aku sudah mengikutimu dari bandara Praya LIA. Kami mengikuti gerak gerikmu. Tapi Adhie tidak memiliki keberanian menyapa Lima. Kalau saja di masjid Adhie mnegurmu, mungkin ceritanya berbeda. Adhie merasa tidak punya alasan untuk menyapamu, Lima. Akhirnya Andro datang kepadamu. Adhie hanya bisa mengepalkan je dua tangan. Marah kepada diri Adhie. Melihat Andro menipumu. Sampai Andro memberikan kesempatan bulan madu kalian ke Bangka Belitung. Maafkan Adhie Lima. Itu Rahasia Adhie pada Lima.

Adhie kamu sungguh laki laki jahat. Dilepaskannya ke dua tangan Adhie. Dipukul pukulnya dada Adjie. Sampai Lima lemas kemudian jatuh ke pelukan Adhie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun