Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setrum 35000 Megawatt

11 Maret 2016   08:51 Diperbarui: 11 Maret 2016   10:49 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Baik. Mulai saat ini, panggil aku, Miss Biken, perancang kota handal. Sedang paman panglima Sarpras, tanggalkan jaket kebesarannya, ganti dengan baju putih lengan panjang, kalau masih lengan pendek belum pejabat tinggi. Paman panglima Sarpras harus kelihatan lebih keren, nama panggilannya Sarj, orang Depokir kalau ada bau-bau barat kan manggut-manggut. Kakanda panglima SuperA, juga mulai saat ini, harus mengenalkan diri sebagai SuprA", lanjut Miss Biken, nama baru Putri Ming.

Panglima SuprA agak beringsut diminta ganti nama. Bah. Memang canggih putri Ming, kasih nama tim saja kok ya kayak merk komoditi orang dewasa, gitu.

"Kalau semua sudah jelas. Kita akan langsung masuk ke sarang Depoker", tegas Miss Biken.

Ke dua panglima kerajaan Matraman itu hanya dapat terdiam, melihat putri Ming begitu tegar menjalankan tugas berat Raja Armanda. Kalau saja tidak ingin gagal menjalankan amanah Raja Armanda, yang sudah wanti-wanti berpesan, harus mengikuti apa yang akan dilakukan oleh Putri Ming eh Miss Biken, ingin sekali ke dua panglima itu, njajal kemampuan Ki Difangir.

Syahdan Ki Difangir, nggak habis pikir ketika terdengar bunyi cling, tanda Line ada yang masuk. Mohon kiranya dapat mengirimkan email addres saudara, ada penawaran pengembangan kota yang menarik dari kami untuk Depokir, Miss Biken perancang kota handal. Weleh weleh dalam suasana perang dengan kerajaan Matraman begini, ada saja yang masih mau bekerjasama membangun kota. Tapi boleh juga tuh, biar dunia tahu, kalau hidup di Depokir enak, aman terjamin, dan berkembang maju. Kontak dunia maya pun berlangsung singkat. Pertemuan pun segera disepakati. Ki Difangir pengin unjug gigi. Depokir bukan kota biasa. Depokir kota maju yang disayang warga.

Dari tadi Ki Difangir tidak lepas pandangannya dari Miss Biken. Penjelasannya tentang bagaimana membangun kota dengan memberikan jalur khusus untuk pejalan kaki, dengan pagar yang relatif tinggi, dapat bukan saja memberikan ruang yang nyaman untuk para pejalan kaki, tetapi juga aman, karena terkadang mobil-mobil yang melintas berkecepatan tinggi. Pandangan Miss Biken tentang akan datangnya banyak pelancong yang akan belanja di Depokir dengan adanya jalur bagi pejalan kaki ini menunjang penurunan cost secara signifikan yang harus dikeluarkan para pelancong. Namun yang lebih rinci dari paparan pengembangan kota Depokir dari Miss Biken adalah, kemampuan Miss Biken memperhitungkan kekuatan Ki Difangir yang sering harus dikeluarkan pada saat Depokir menghadapi serangan dari Kerajaan Matraman. Dengan jalur pejalan kaki itu, jika kekuatan kemampuan Ki Difangir berhembus, baik angin topan, angin puting beliung atau sekedar angin sepoi sepoi, warga Depokir dan para pelancong kota, dapat sedikit terlindung. Kekuatan angin Ki Difangir dapat diarahkan tepat di tengah jalan, sehingga yang di pinggir jalan aman. Sungguh hebat kemampuan perancang kota ini, cantik pula.

"Bagaimana menurut pandangan Ki Difangir ? Apakah rencana pengembangan kota Depokir yang kami susun dapat disetujui", tegas Miss Biken.

"Ada satu syarat yang harus Miss Biken penuhi. Kalau satu syarat itu dapat Miss Biken penuhi, maka proposal pengembangan Depokir dapat saya setujui", seru Ki Difangir santai.

"Gerangan syarat apakah yang harus saya penuhi lagi Ki Difangir. Rasanya proposal tersebut sudah sempurna kami susun", tanya Miss Biken.

"Syaratnya mudah kok. Miss Biken mau jadi istri saya. Kalau tidak, semuanya batal. Segera ke luar dari Depokir, saya tidak ingin melihat kalian lagi. Dan jangan berpikir kita pernah bertemu. Bagaimana ?", senyum menghiasi wajah Ki Difangir sambil terus tidak melepaskan pandangannya terhadap Miss Biken.

Sarj dan SuprA sudah ancang ancang untuk segera melindungi Miss Biken, jika nanti terjadi sesuatu yang membahayakan keselamatannya. Ke dua panglima kerajaan Matraman itu paham betul, Miss Biken yang sebetulnya putri Ming putri Raja Armanda itu, tidak pernah mau diancam. Ayahandanya saja, walaupun sebagai Raja kerajaan Matraman tidak mempan, kalau mau main ancam terhadap Miss Biken, Putri Ming itu. Namun yang lebih dikhawatirkan ke dua panglima itu adalah kalau rencana besar Raja Armanda gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun