Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merasakan Kenikmatan Sabdo Pandito Ratu!

26 Oktober 2015   15:47 Diperbarui: 26 Oktober 2015   15:51 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada kesempatan lain, juga pernah suatu hari mendapat kirimkan SMS yang berdampak mengurangi hari libur untuk berangkat ke lapangan karena ada sosialisasi program pembangunan Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Setelah seorang pejabat tinggi menyampaikan beberapa program pembangunan perdebatan yang sedang dan akan berlangsung di Kabuoaten Bengkalis baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Riau serta Pemerintah Kabupaten Bengkalis, akan tiba giliran merasakan lagi kenikmatan Sabdo Pandito Ratu. Belum lama berselang Pejabat Tinggi tadi memberikan gambaran umum, tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Bupati Bengkalis, kontan Pejabat tinggi tadi berhenti sejenak untuk memberikan penghormatan, tidak terkecuali tentu saya sendiri.  

Namun ketika pejabat tinggi tersebut sambil memberikan hormat kepada Bapak Bupati, bahwa sebetulnya Bapak Bupati lebih dalam dan luas pemahaman terhadap program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan juga merupakan figur utama dari penggerak  komitmen tinggi dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam program pembangunan inklusif dalam rangka perwujudan otonomi daerah secara nyata, sehingga diharapkan Bapak Bupati yang akan memberikan arahan, tiba-tiba beliau berbisik untuk program-program pembangunan awak saja, Jok.

Ketika kemudian tiba giliran saya, yang Alhamdulillah tidak ada lagi Bapak Bupati di sana, maka elaborasi yang lebih luas dapat saya rasakan dalam menikmati Sabdo Pandito Ratu. Bahwa sebagai orang yang lahir dan besar di Jogja sebagai orang Jawa, Bapak Bupati yang tentu saja orang Sumatera, baru kenal setelah sama-sama berjumpa di Riau, bedanya saya dapat rejeki dapat lulus S2 di Jawa, Bapak Bupati lulusan S2 Amirika. Program pembangunan infrastruktur jalan antar kecamatan yang dilaksanakan untuk memperlancar arus barang dan jasa itu akan sangat menguntungkan masyarakat yang mobilitasnya tinggi dan tidak daoat dicegah dari mana asalnya. Untuk menopang kemandirian masyarakat desa dilaksanakanlah program program bantuan ke perdebatan yang lebih dari 500 Milyar per desa per tahun. Bapak Bupati yang walaupun merupakan lulusan Amirika, ternyata hati dan pikirannya untuk orang desa. Program pembangunan empat kawasan dan enam jaminan dari Pemerintah Kabupaten Bengkalsi secara nyata banyak dialokasikan untuk pembangunan desa. Kontak tepuk tangan bergemuruh di seluruh ruangan, ketika saya minta tepuk tangannya dari peserta pertemuan. Dengan diselingi suara nggih, nggih pada ruangan itu, yang mengindikasikan banyak transmigran asal Jawa pada wilayah Kabupaten Bengkalis mendorong saya merasakan kenikmatan Sabdo Pandito Ratu lebih dalam.

Pada kesempatan lain, setelah dialog pembangunan hampir sehari penuh, ada bisikan dari salah satu anggota dewan untuk dapat memberikan closing statement, saya menyanggupi dan memberikan waktu terlebih dahulu kepada anggota dewan tersebut. Nah ketika tiba giliran saya menyampaikan closing statement, sekali lagi, saya merasakan kenikmatan Sabdo Pandito Ratu membuncah dari dalam jiwa mendorong munculnya uraian-uraian yang justru sebetulnya merupakan puzzle yang terpublikasi di Kompasiana dengan tambahan karakteristik kewilayahan tentunya. Tidak dapat dipungkiri wilayah ini, begitu dalam closing statement itu, tidak dapat dicegah untuk maju dan berkembang karena adanya kekuatan modal. Bukan hanya modal dari dalam negeri namun juga modal dari luar negeri. Untuk itu pelaksanaan program program pemberdayaan masyarakat, program affirmative action, program pembangunan inklusif lebih bukan saja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, meningkatkan kemandirian sebagai perwujudan nyata dari pelaksanaan otonomi daerah, dengan adanya kemandirian masyarakat sebagai bagian paling substansial dari pelaksanaan otonomi akan membuat masyarkat desa dapat memanfaatkan secara positif pembangunan yang sedang berlangsung. Posisi strategis wilayah ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, antisipasi peluang yang mungkin terwujud perlu dipersipkan sungguh-sungguh. kalau Provinsi Riau di masa depan akan menjadi Pintu Gerbang Indonesia Bagian Barat, yang dalat saja dimulai dengan Poros Pekanbaru-Malaka, saya tekankan, saya tidak ingin hanya Pekanbaru-Dumai-Malaka yang selalu disebut-sebut. Melainkan Pekanbaru-Mandau-Dumai-Malaka. Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau, Dumai merupakan Ibukota Kota Dumai salah satu kota di Provinsi Riau, dan Malaka merupakan kota di Mlayasia yang merupakan negara tetangga, sementara Mandau masih merupakan salah Kota Kecamatan, begitu saya sebut Pekanbaru-Mandau-Dumai-Malaka, kontan tepuk tanganpun bergenuruh di ruangan itu. Belum sempat mengambil nafas lega ketika baru saja duduk setelah menyelesaikan closing statement, tiba-tiba anggota dewan di sebelah berseru, pak Joko, kalau mau jadi anggota legislatif nanti saya rekom. Berdesir dada saya, merasakan buah kenikmatan Sabdo Pandito Ratu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun