Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Toilet Kering!

31 Oktober 2013   08:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:47 2378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toilet Kering

Toilet kok kering. Siapa yang mau pakai toilet kering. Namanya juga toilet, tempat khusus untuk keperluan membuang kotoran, tentu perlu air supaya bisa bersih bersih. Kalau toilet kering, bagaimana nanti bisa bersih bersih ? Bersih ?

Jangan salah! Toilet kering justru bersih dari pada toilet basah. Lho kok ?

Pada umumnya kita mengenal toilet itu adalah toilet basah. Toilet yang selalu tersedia air yang banyak dan tentu berharap air yang bersih sokur sokur jernih. Itulah toilet basah. Bahkan banyak orang, senang dengan toilet alam. Toilet yang ada di alam adalah contoh paling sederhana dari toilet basah.

Begitu duduk basah. Ada yang punya kebiasaan sampai kalau tidak basah, maka tidak dapat BAB. Karena sedari kecil hidup di lingkungan daerah yang asri, subur makmur gemah ripah loh jinawi. Subur kang sarwa tinandur. Daerah yang banyak mata air, mengalir sungai-sungai yang airnya jernih. Suatu toilet alam yang sangat panjang. Tinggal pilih tempat yang paling nyaman, namun kalau terdesak ya sama sama tahu saja, kan jongkok!.

Toilet basah, dimodifikasi dari toilet alam, supaya orang bisa mendapat privasi. Pada daerah yang sudah banyak penduduknya, kegiatannya sudah beragam, mobilitas penduduknya tinggi, mustahil mempertahankan toilet alam. Namun toilet alam tersebut dipindahkan ke toilet basah. Sehingga daerah yang mempunyai toilet basah, sudah dianggap daerah yang sadar tentang kesehatan. Bayangkan daerah pedesaan yang jauh dari sumber mata air, jauh dari sungai, kebutuhan akan toilet tetap ada. Di mana ada kehidupan di situ dibutuhkan toilet.

Jadi bagaimana kalau tidak ada air ? Ada daerah yang begitu mengenaskan tapi tetap kreatif dalam mengatasi toilet ini. Walaupun tidak dianjurkan dan harus diusahakan, perbaikan, perubahan pola pembangunan kesehatan masyarakat,, tetapi memang ada suatu daerah yang dikenal mempunyai toilet lempar!

Toilet lempar ? Apalagi itu. Orang mau ke toilet itu biasanya jongkok, kok malah  dilempar.

Ya. Toilet lempar. Toilet alam, tetapi tidak ada mata air, tidak ada sungai, namun yang ada adalah kebun yang luas. Toilet lempar biasa di rumah rumah yang punya tanah yang luas dan kebun di  belakang rumahnya. Supaya tidak mengumpul banyak maka pada saat BAAB, harus sudah mempersiapkan diri untuk menampungnya dalam plastik. Setelah selesai, BAB yang berada dalam plastik, diputar-putar, kemudian dilempar jauh jauh ke kebun. Yang lainnya ya pakai daunlah.

Kembali ke iPad.

Lalu bagaimana dengan toilet kering tadi. Toilet selalu membutuhkan air, kalau namanya saja toilet kering, apa ya harus menyiapkan plastik juga terus setelah selesai lalu dilempar eh itu toilet lempar ya, ini toilet kering, apa ya harus dikeringkan ???

Toilet kering adalah toilet sehat. Wah bagaimana ini. Sudahlah toilet itu butuh air banyak, biar kalau sudah selesai BAB bisa bersih bersih, kok ada toilet kering malah disebut toilet sehat. Sehatnya bagaimana ?

Toilet kering, bukan berarti tidak ada air. Tetapi toiletnya memang kering. Air diusahakan hanya dipergunakan untuk keperluan yang pokok-pokok saja. Supaya ruangan dalam toilet tetap kering, tidak ada air yang tergenang. Setelah BAB selesai, ada air yang dapat disemprot. Ada tisu yang dapat digunakan untuk membersihkan. Ada kran air dan tombol sabun cair. Ada tempat sampah yang bisa ditekan dengan kaki untuk membukanya. Seluruh kebutuhan untuk membersihkan setelah BAB tersedia. Tetapi hanya untuk keperluan tertentu. Dibatasi salurannya, supaya ruangan dalam toilet tetap kering dan bersih.

Di Jepang, bahkan pernah ada yang sampai toliet keringnya menyesuaikan betul keinginan orang akan toilet alam seperti halnya di kali. Bagian paling tidak ena disebut itu, dapat merasakan air dari pencetan tombol khusus. Kalau tombol itu dipencet pada saat kita masih duduk, bukan jongkok lagi, ada yang terasa adem dari bawah. Luar biasa. Konondi tanah air sudah banyak yang menggunakan toilet ini. Mas Gunawan mungkin juga pernah menuliskan tentang jenis jenis toilet kering ini.

Kalau di pesawat, susah mencari toilet, kecuali ditunjukkan, atau lihat orang orang yang sudah terlebih dulu, antri. Karena di pesawat jarang ditulis toilet, tetapi lavatory. Lavatory juga termasuk toilet kering. Bisa dibayangkan kalau kita sedang terbang naik pesawat, lalu di pesawat itu didesign dengan toilet basah. Wah bisa banjir!

“barusan antri dari lavatory”

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun