Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Tahu Engkau Mulai Bosan Bercumbu Dengan Bayang-Bayang!

3 Maret 2014   04:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMS itu masuk lagi:

“Mamas pulang ?”, dari kekasih hati.

“Ya. Insya Allah”, kujawab singkat.

Dalam perjalanan yang panjang lebih kurang 4 jam, jalan darat, ada staf yang menemani. Masih terngiang bagaimana di forum yang menurut informasi beberapa staf, sangat dihindari beberapa kawan itu yang terjadi justru sebaliknya.

“Kamu bisa membayangkan, mereka bertepuk tangan, mendengar apa yang saya utarakan ?”, seruku pada staf itu.

“Mungkin mereka senang dengan apa yang Bapak sampaikan ?”,kata stafku

Sekalipun suasana pekerjaan di kantor silih berganti, kadang iramanya rock, keras, cepat dan massif, kadang iramanya keroncong, longgar, ringan dan manis, namun selalu ada yang harus diisi. Selalu ada yang harus dibenahi. Selalu ada yang masih perlu diteliti. Selalu ada yang masih perlu diwaspadai. Selalu ada yang masih diwarnai. Sampai-sampai lupa diri. Lupa anak istri. Lupa masih punya kekasih hati.

“Si Cantik Bungsu sedang galau itu mas!”, bisik kekasih hati. “Kelihatannya kawan laki-lakinya kencan dengan cewek lain”.

“Ooh, pantes kok tadi lengket betul sama Bapak”, seruku.

+++++++

“Kita berobat akupuntur yo, Nok’, ajakku pagi itu.

“Okey, malam ini Adik ada janji. Jam berapa kita berangkat, Pa ?”, Tanya Si Cantik Bungsu.

“Lebih cepat, lebih baik. Di sana kita nanti kan harus antri”, jawabku.

Antar dulu Kekasih Hati ke pasar, kemudian mengajak Si Cantik Bungsu berobat akupuntur. Setelah sampai di tempat pengobatan, ternyata sudah ada yang mendaftar, lalu ikut menulis nama di nomor sesudahnya. Karena menurut perhitungan masih cukup lama, kutawarkan kepada Si Cantik Bungsu mau pergi ke mana ?

“Kita jalan-jalan yuk, Pa’, serunya

“Okey, ke mana kita hendak jalan-jalan ?”, tanyaku. Si Cantik Bungsu menyatakan suatu tempat dan kusetujui. Namun ternyata perkiraanku salah, mobil sudah sampai di areal parker, tetapi nama yang tertera tidak seperti yang dikatakan Si Cantik Bungsu. Di luar dugaan Si Cantik Bungsu welcome saja. Kemudian dia mengajak masuk ke store yang dekat dengan tempat mobil diparkir. Setelah beberapa saat dia tersenyum, kemudian dia mengajak pergi ke tempat lain. Sampai di luar store, aku berpikir kalau nama itu ada di sebelah kiri, kemudian kami berjalan bersama ke arah kiri. Sambil berjalan Si Cantik Bungsu menceritakan beberapa hal, baik tentang dosennya, kawan perempuannya di kampus, maupun kawan laki-lakinya sewaktu kuliah. Tanpa terasa, sudah cukup jauh kami berjalan, baru teringat kalau store itu sudah pindah dan seharusnya tadi kami ke berjalan ke arah kanan. Akhirnya kami berputar haluan. Walaupun kami harus berjalan lebih jauh, tetapi Si Cantik Bungsu kelihatannya tidaklah merasa berat. Di jalan kadang tangannya menggemgam erat tangan Bapaknya.

“Ada yang perhatian sama Adik, Pa. Tapi orangnya jelek”, kata Si Cantik Bungsu.

“Harusnya kalau ada yang ganteng, ya”, jawabku.

“Tapi kalau memang nanti ditempatkan di daerah yang berjauhan bagaimana ?”, tanya Si Cantik Bungsu.

“Kalau itu sih nggak masalah. Suatu saat nanti kan istri boleh pindah ikut suami”, kataku.

“Hiya, tapi kan kalau baru-baru kerja, gaji kami kan sama-sama kecil”, seru Si Cantik Bungsu.

“Kalau begitu cari yang kaya dong”, jawabku

“Yang Ganteng Yang Kaya. Begitu ya ?”, Tanya Si Cantik Bungsu.

“Ganteng, Kaya, Setia dan Beriman”, seruku. “Makanya Adik harus berdoa. Hanya Allah yang dapat mengabulkan permintaan Adik. Tapi kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Jodoh tetap Allah yang menentukan”.

Tidak terasa sampailah kami ke store yang dicari-cari.

+++++++

“Jadi bagaimana besuk Dia di Semarang, Mas?”, tanya Kekasih Hati.

“Kita kan hanya bisa mengarahkan, memberi wawasan, memberi semangat. Semuanya akan terpulang kepada Dia juga”, bisikku.

“Yuk, kita ke dalam”, ajakku.

Aku Tahu Engkau Mulai Bosan Bercumbu Dengan Bayang-Bayang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun