Baik yang bertaraf lokal, nasional maupun internasional Yogyakarta adalah kota yang masih identik dengan berbagai agenda seni budayanya. Salah satu agenda seni bertaraf nasional yang digelar setiap dua tahun sekali adalah Festival Seni Kriya. Dan festival seni kriya pada tahun 2024 ini akan segera digelar. Festival yang dinamai Matra Kriya Festival atau MKF kali ini menjadi festival seni kriya ke 3 yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Matra Kriya Festival pernah dilaksanakan pada tahun 2020 (MKF 2020) dan di tahun 2022 (MKF 2022). Maka setelah suskses digelar dengan tema Nusantara in Slice di tahun 2020 dan From Hands to Something pada tahun 2022. Di tahun 2024 Matra Kriya Festival akan digelar kembali dengan mengusung tema Ritual.
Dari ratusan karya kriya yang dikirim ke Panitiya MKF 2024, Dewan Juri telah memilih sebanyak 46 karya seniman muda yang datang dari berbagai daerah Indonesia. Para seniman kriya muda ini akan menampilkan, mengkompetisikan dan menegaskan pencapaian-pencapaian kebaharuan ide, gagasan, konsep atau wacana karya kriyanya yang tentu tanpa tanpa meninggalkan kaidah-kaidah seni yang artistik-estetik.
Dari 46 karya seniman muda itu akan dipilih oleh Dewan Juri MKF 2024 sebanyak 7 nominasi karya kriya, kemudian dipilih lagi 4 karya kriya terbaik MKF 2024. Dewan Juri MKF 2024 sendiri adalah Dr. Arif Suharson, S.Sn., M.Sn., Dr. Sn. Dona Prawita Arissuta, S.Sn, M.Hum., dan Nurohman, S.Sn.
Dr. Arif Suharson, S.Sn. adalah pengajar di Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Indonesia. Menyelesaikan Program Pascasarjana S3 (Doktor) Pengkajian Seni Rupa di Insititut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Ia aktif dalam berbagai penelitian dan kajian tentang seni kriya. Salah satu jurnal terbarunya di tahun 2023 - 2024 berjudul, "Historiography of Art and Crafts Bantul City Yogyakarta from Protohistoric to Contemporary Times in Building Sustainable Creative Cities", dan "Regenerasi Pengrajin Gerabah Perempuan di Pundong, Kasongan, dan Bayat dalam Mempertahankan Nilai-nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa". Ia juga aktif menulis buku tentang pengembangan seni kriya. Selain itu, Arif aktif berpameran baik pameran tingkat nasional maupun internasional. Pada bulan Maret 2024 lalu, ia berpameran di International Art Exhibition JIFFINA#8 Jogja Internasional di Jogja Expo Centre Yogyakarta dengan judul karya "Kembali Ke Hati". Lalu pada bulan Mei 2024, ia mengikuti Pameran Nasional KRIYA KINI#5 dengan tema "CRAFT AND PLAY" diselenggarakan oleh Prodi Kriya FSRD Institut Kesenian Jakarta bekerjasama dengan Forum Kriya Kontemporer Indonesia, dengan karya keramik  3 dimensi berjudul "Gemoy dan Kemayuku".Â
Sementara Dr. Sn. Dona Prawita Arissuta, S.Sn, M.Hum. yang akrab dipanggil Dona adalah adalah pemilik galeri keramik Kalani Art Project yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Banyak prestasi dan penghargaan yang diraih oleh Dona, salah satunya pada November 2023, ia meraih penghargaan sebagai Four Best Artists of the International Art Competition "The Future" Jordan in association with Embassy of India, Amman-Abdun. Pada tahun 2008, Dona pernah mengikuti residensi di Musium Art and Gallery of the Northern Territory (MAGNT), Darwin, Australia dalam rangka "Arafura Craft Exchange: Trajectory Memories Tradition and Modernity in Ceramic". Ia juga aktif berpameran, salah satu pameran tingkat nasional tahun 2023 yang ia ikuti adalah Art Exhibition by Art Xchange Gallery, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, dengan karya "NEW HOPE". Tahun 2024, ia menjadi salah satu seniman yang tergabung dalam pameran tingkat internasional dalam rangka "International Design Invitational Exhibition, Korea Society of Design Trend Internasional Design Trend 2021", di Korea Design Centre, Yanghyeon-ro, Bundang-gu, Gyeonggi-do, Republik of Korea. Selain aktif berkarya, ia telah menyelesaikan Program Pascasarjana (Doktor) di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Saat ini Dona juga mengemban tugas sebagai dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sedangkan Nurohman, S.Sn., merupakan pendiri Omah Kreatif Dongaji yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta. Satu-satunya seniman kriya yang mendapatkan penghargaan pengembangan teknologi tepat guna atas karya inovatifnya "Canting Cap Berbahan Limbah Kertas Kemasan", pada tahun 2016 dan makin berkembang hingga sekarang. Nurohmad aktif membagikan ilmu membatik ke seluruh Indonesia, terbukti di tahun 2018, ia menjadi narasumber dalam misi pelatihan batik di daerah Sorong, Papua. Tak hanya itu, ia juga menjadi mentor dalam pelatihan pembuatan cap batik dengan memanfaatkan limbah kertas di daerah Belitung pada tahun 2022. Jauh sebelum itu, di tahun 2012-2013 ia mendampingi pelatihan batik kerjasama antara Jogja dengan provinsi Sulawesi Barat. Ia juga aktif berpameran, salah satunya dalam pameran besar kriya UNDAGI tahun 2018 di Taman Budaya Yogyakarta. Nurohmad juga pernah menjadi praktisi mengajar di Prodi D4 Batik Fashion Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta di tahun 2022. Hingga saat ini, Nurohmad terus mengembangkan batik dengan segala inovasinya bersama Omah Kreatif Dongaji, ia juga aktif sebagai pengurus Asosiasi Kriyawan Indonesia (ASKRINA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H