JEMBER,  - Kapolsek Sumberjambe AKP Istono merasa prihatin dengan capaian vaksinasi di Kecamatan Sumberjambe. Sebab, ketika dirinya  bertugas di kawasan lereng Gunung Raung pada September 2021 lalu, hanya tercapai enam persen dari 51.000 warga sasaran vaksin.
Tak heran, Kecamatan Sumberjambe menjadi daerah dengan capaian vaksinasi yang  rendah. Hal itu disebabkan berbagai alasan yang terjadi pada masyarakat. Seperti takut dengan vaksin hingga tidak mendapat izin dari keluarga.
"Banyak yang takut divaksin karena khawatir terjadi sesuatu setelahnya," kata Istono pada  Rabu (15/12/2021). Sebab, warga juga ada yang terpengaruh dengan berita hoax tentang dampak vaksin.
Alasan lain, kata dia, warga selalu merasa sibuk bekerja di sawah saat diajak ikut vaksin. Selain itu, mereka juga mengaku tidak punya cukup waktu untuk kegiatan tersebut. Bahkan, masyarakat menganggap vaksinasi Covid-19 sebagai hal yang tidak penting.
"Warga menganggap vaksin itu bukan hal prioritas karena banyak yang tidak percaya Covid-19," papar dia. Tak heran, capain  vaksinasi pada bulan September 2021  hanya 6 persen dari target 51.000  orang.
Selain itu, lanjut dia, di Kecamatan Sumberjambe ada sekitar 14 yayasan Pondok Pesantren. Namun, para pengelola pesantren juga masih enggan untuk vaksin. "Dengan alasan sudah tua, takut dan punya penyakit," tambah dia.
Padahal, para kiai tersebut merupakan tokoh panutan masyarakat setempat. Akibatnya, warga yang berpatron pada kiai juga enggan untuk ikut vaksin. "Karena sekarang menokohkan kiai untuk ikut vaksin," ujar dia.
Pihaknya bersama Muspika memberi himbauan pada kiai untuk mengajak masyarakat ikut vaksin. Namun tidak berani, apalagi mengajak para santrinya untuk ikut vaksin tanpa persetujuan orang tua.
"Alasannya takut terjadi apa-apa, sehingga disuruh ijin pada orang tuanya," tambah dia.
Melihat permasalahan yang dihadapi, Kapolsek bersama Muspika Sumberjambe tak tinggal dia. Dia  melakukan berbagai cara agar capaian vaksinasi pada masyarakat terus meningkat. Yakni dengan melakukan pendekatan pada warga melalui ketua RT/RW hingga kepala dusun dan Kades.